PB Rabithah Thaliban Aceh bahas kajian Kitab Al Ghiyatsi karangan Imam Haramain. Kitab tersebut membahas tema politik dan pemerintahan.
BANDA ACEH – PB Rabithah Thaliban Aceh (RTA) menggelar kajian ilmiah bertajuk “Beut Acehisme, Telaah Ilmiah Kitab Al-Ghiyatsi: Politik, Agama, dan Otoritas di Tengah Kekacauan”.
Kajian ilmiah tersebut menghadirkan Dosen UIN Ar-Raniry sekaligus pakar Ushul Fiqh Abi Dr. Jabbar Sabil sebagai pemateri. Kegiatan ini dilaksanakan di kantor PB RTA, Minggu, (14/9/2025), Banda Aceh.
Materi ilmiah yang dibedah dalam kajian tersebut adalah Kitab Al-Ghyatsi karangan Imam Haramain. Kitab tersebut membedah politik dan kepemimpinan dalam sudut pandang Syariat Islam.
Rais ‘Am PB RTA Tgk. Miswar Ibrahim Njong menerangkan bahwa kajian ini merupakan komitmen RTA dalam merawat tradisi ilmiah di kalangan santri maupun di tengah-tengah masyarakat.
Ia juga menjelaskan bahwa pemilihan tema politik dan pemerintahan melalui kajian turats menjadi penting dilakukan untuk menjawab persoalan keumatan dewasa ini.
“Santri Dayah harus mampu menyelesaikan berbagai problematika umat dan menggerakkan perbaikan masyarakat, termasuk masalah sosial politik. Upaya tersebut harus dilakukan dengan basis keilmuan yang kokoh,” ujar Tgk. Miswar.
Ia juga menjelaskan bahwa bahasan tema politik dan pemerintahan berbasis kajian kitab klasik masih jarang dilakukan. PB RTA hadir mengisi kekosongan itu untuk merawat tradisi keilmuan Islam, sekaligus mencari solusi atas berbagai permasalahan untuk menjawab kondisi hari ini.
Pemateri Abi Dr. Jabbar Sabil yang membedah kitab tersebut menawarkan pendekatan paradigma dalam memulai kajian tersebut. Peserta diharapkan mampu menelaah paradigma penulis kitab, hingga mampu merefleksikan pandangan penulis dalam menjawab realitas hari ini, meski konteks zaman dan keadaan telah berubah.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh berbagai kalangan. PB RTA berencana melaksanakan kegiatan tersebut setiap bulan secara rutin. Kegiatan serupa akan dilaksanakan setiap bulan.
“Dengan diadakannya kegiatan ini, RTA mengharapkan semangat pelaksanaan Syariat Islam di Aceh bisa diperkuat dengan landasan tradisi ilmu yang kokoh,” pungkas Tgk. Miswar.[]
Discussion about this post