Acara yang digagas bersama para dosen dan mahasiswa Jurusan Seni Rupa dan Desain (JSRD) ISBI Aceh ini menjadi ruang pertemuan antara refleksi spiritual, kekayaan tradisi Islam, dan semangat berinovasi dalam dunia seni rupa.
Aceh Besar – Dalam rangka memperingati Hari Seni Islam Internasional yang jatuh setiap 18 November, Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh akan menyelenggarakan rangkaian acara bertajuk “Seni Assalamu’alaikum (ART SALAM 2025), dengan mengusung tema “Mengakar pada Tradisi, Bangkit sebagai Inovasi”, berlangsung pada 11–20 November 2025 mendatang.
Acara yang digagas bersama para dosen dan mahasiswa Jurusan Seni Rupa dan Desain (JSRD) ISBI Aceh ini menjadi ruang pertemuan antara refleksi spiritual, kekayaan tradisi Islam, dan semangat berinovasi dalam dunia seni rupa. Program ini tidak hanya dirancang sebagai perayaan tahunan, tetapi juga sebagai wadah pembelajaran dan penciptaan karya seni berbasis nilai-nilai Islam dan budaya lokal Aceh.
Kegiatan “Seni Assalamu’alaikum” sekaligus menjadi bentuk komitmen ISBI Aceh dalam mengembangkan khazanah seni Islam yang berakar dari budaya lokal, sembari berkontribusi terhadap percakapan global mengenai seni Islam yang digagas oleh UNESCO.
Melalui kegiatan ini, ISBI Aceh ingin mempertegas perannya sebagai lembaga pendidikan tinggi seni yang tidak hanya berorientasi pada penguasaan teknik dan estetika, tetapi juga pada dekolonialisasi epistemik dalam kebudayaan, penggalian nilai spiritual, etis, dan kemanusiaan.
Aceh sendiri memiliki sejarah panjang sebagai pintu masuk Islam di Nusantara. Dari bumi ini lahir karya-karya seni yang sarat makna keislaman, mulai dari seni kaligrafi, aneka ukiran, ragam hias, hingga karya-karya kontemporer yang berpijak pada nilai-nilai tauhid. Namun, seiring dengan tumbuhnya paradigma seni kontemporer yang lebih menekankan kebebasan berekspresi, seni Islam sering yang berbicara persoalaan pengingkapan teralihkan oleh pamor “panggung ego”, kehilangan ruang perbincangan dan penghayatan di kalangan generasi muda.
Melalui “Seni Assalamu’alaikum”, ISBI Aceh mengajak publik untuk menyapa kembali nilai-nilai keislaman dalam seni dengan cara yang kreatif dan relevan dengan zaman.
“Kenapa kami memilih kata Assalamu’alaikum? Karena seni dan Islam sejatinya berada dalam satu ruh, membawa pesan-pesan damai dan keselamatan bagi kita semua. Keduanya tumbuh dari semangat yang sama, untuk menyapa, mengasihi, dan menenangkan,” ungkap Iskandar Tungang, Ketua Panitia acara.
Rangkaian kegiatan akan dibuka dengan program residensi 15 seniman, desainer, dan kriyawan Aceh pada 11–17 November 2025, di mana para peserta akan mengikuti materi pengenalan program, pendalaman konsep seni Islam, hingga proses penciptaan karya secara personal maupun kolaboratif.
Puncak kegiatan akan dihelat pada 18–20 November 2025, berupa Pameran Bersama yang menampilkan karya hasil residensi, karya dosen, dan karya mahasiswa JSRD ISBI Aceh.
Pameran ini juga akan dirangkai dengan diskusi dan orasi budaya bersama sejarawan, budayawan, dan seniman terkemuka Aceh, yang kemudian dilanjutkan dengan kemah seni dan Maulid bersama sebagai wujud syukur dan perayaan spiritualitas dalam seni dan islam.
Menurut Iskandar, kegiatan ini merupakan momentum penting untuk menegaskan kembali posisi Aceh sebagai pusat kebudayaan Islam yang kaya akan nilai-nilai artistik dan spiritual.
“Melalui acara ini, kami ingin memperlihatkan bahwa seni Islam bukan sesuatu yang beku, tapi terus hidup, beradaptasi, dan menjadi sumber inspirasi untuk inovasi di masa kini,” ujarnya.
Acara ini terbuka untuk umum, dan masyarakat diundang hadir untuk menyaksikan bagaimana seni Islam dirayakan dengan cara yang hangat, terbuka, dan penuh makna.[]











Discussion about this post