TINJAUAN.ID
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Global
  • Politik
    • Nasional
    • Regional
    • Daerah
  • Ekonomi
  • Opini
  • Sejarah
  • Oase
  • Liputan Khusus
  • Home
  • News
  • Global
  • Politik
    • Nasional
    • Regional
    • Daerah
  • Ekonomi
  • Opini
  • Sejarah
  • Oase
  • Liputan Khusus
No Result
View All Result
TINJAUAN.ID
No Result
View All Result
Home Opini

Golkar, Penentuan Calon Presiden, Irisan Politik dan Koalisi

Ada satu tokoh yang videonya tersiar menyatakan mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden. Pernyataan tersebut datang dari tokoh senior paling berpengaruh di Golkar, Akbar Tanjung.

TINJAUAN AH by TINJAUAN AH
July 6, 2025
Reading Time: 3 mins read
0

Ada satu hal menarik yang mungkin luput dari perhatian banyak orang. Di saat Anies Baswedan digadang menjadi calon presiden, mungkin di masa menjelang atau saat NasDem mendeklarasikan Anies sebagai capres, ada satu tokoh yang videonya tersiar menyatakan mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden. Pernyataan tersebut datang dari tokoh senior paling berpengaruh di Golkar, Akbar Tanjung.

Akbar Tanjung yang kini sudah memasuki usia lanjut, punya kedekatan khusus dengan Anies sebagai bagian dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Organisasi mahasiswa muslim ini terbilang kuat, punya pengaruh tersendiri di kancah politik Indonesia, dan telah melahirkan banyak tokoh-tokoh penting semenjak Orde Baru hingga kini.

Dukungan Bang Akbar, sapaan akrab Akbar Tanjung di HMI dan Golkar, kemudian tak lagi terdengar. Sepertinya ada upaya Golkar untuk melakukan konsolidasi mengusung ketua umum partai berlambang beringin itu, Airlangga Hartarto, untuk menjadi calon presiden.

Sayangnya sampai hari ini, elektabilitas Airlangga yang menjabat Menko Ekonomi di kabinet Jokowi tak kunjung meningkat. Rasanya sulit bagi Airlangga untuk melaju menjadi calon presiden di saat Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang diisi Golkar, PAN dan PPP tak kunjung menentukan calon presiden yang diusung.

PPP telah menyatakan mendukung Ganjar Pranowo. Sementara PAN bersikeras mengusung Erick Thohir sebagai calon wakil presiden, siapapun presidennya. Praktis posisi Golkar hari ini menjadi dilematis. Golkar terlihat tak mengarah untuk berkoalisi mendukung Ganjar. Sementara Golkar juga belum menentukan sikap untuk mendukung Prabowo Subianto, mantan kadernya sebelum mendirikan Gerindra.

Mantan Wakil Presiden RI yang juga Mantan Ketua Umum Partai Golkar dan deklarator Ormas NasDem Jusuf Kalla secara terang-terangan telah menyatakan diri mendukung Anies Baswedan. Jusuf Kalla adalah juga tokoh HMI seperti Akbar, politisi senior, organisatoris dan pebisnis ulung yang masih punya pengaruh kuat di internal tubuh Golkar maupun di akar rumput pemilih Golkar.

JK telah menjalin pertemuan intens dengan Mantan Presiden SBY dan juga Ketua Umum Surya Paloh sebelum akhirnya menyampaikan dukungan terbuka kepada Anies Baswedan.

Jika dilihat arah dukungan sesepuh Partai Golkar baik Jusuf Kalla yang secara terang-terangan mendukung, atau Akbar Tanjung yang pernah mengeluarkan statemen mendukung Anies, maka bisa diprediksi bahwa sebagian dari elit Golkar maupun kader dan simpatisan Golkar punya kans untuk mengarahkan dukungan ke Anies Baswedan.

Kemudian setelah kedatangan utusan Golkar dan PPP ke kantor DPP Partai Demokrat baru-baru ini, menandakan bahwa memang irisan politik dan ikatan antara Anies dan Golkar memang kuat. Maka terbuka peluang bagi Golkar masuk ke dalam Koalisi Perubahan bersama Demokrat, NasDem dan PKS.

Kemungkinan yang kedua, Golkar tidak bergabung dengan Koalisi Perubahan untuk mendukung Anies, namun sebagian elit Golkar yang diikuti oleh simpatisan dan pemilih akar rumput Golkar akan tetap memberikan dukungan kepada Anies Baswedan.

Kemungkinan Golkar secara resmi bisa saja mengusung Prabowo, atau bahkan Ganjar, namun sebagian elit dan basis massa Golkar berkemungkinan besar mendukung Anies.

***

Tawaran Cawapres Ganjar dari PDI-P kepada Ketum Partai Demokrat di tengah dinamisnya deal-deal politik yang terbangun dalam koalisi perubahan sepertinya tidak menggoyahkan arah dan visi AHY selaku Ketua Umum Partai Demokrat.

Partai Demokrat memang bukan partai pertama yang mendeklarasikan dukungan terhadap Anies Baswedan. Tapi di tangan Partai Demokrat lah bisa dikatakan koalisi perubahan terbentuk.

Di balik koalisi perubahan, ada sosok SBY yang mampu mengonsolidasikan dukungan lintas partai. Surya Paloh sendiri punya rasa percaya diri untuk mendeklarasikan Anies sebagai capres dengan adanya dukungan dari SBY. Yang perlu dicatat, Paloh punya sejarah dan kedekatan khusus dengan SBY.

Begitu juga dengan Jusuf Kalla yang pernah menjadi wakil presiden SBY. Jusuf Kalla terkesan percaya diri dan berani mengusung Anies bersama SBY dan Partai Demokrat, mereka berdua punya kans kuat dalam mengonsolidasikan jaringan elit yang pernah terbangun di saat keduanya berkuasa.

Surya Paloh tentu menaruh hormat kepada seniornya di Golkar, Jusuf Kalla. Paloh pun punya kedekatan khusus dengan JK dalam dekade waktu yang lama dalam perjalanan politiknya di Golkar hingga mendirikan NasDem. Sementara PKS terkesan masih sangat menghormati sosok SBY dan terkesan klop bekerja bersama dengan koalisi perubahan.

Koalisi perubahan punya tokoh-tokoh senior pemersatu yang punya chemistry yang kuat antar satu sama lain, serta punya irisan dan kedekatan emosional yang makin mempererat koalisi.

Dengan demikian, bisa dipastikan bahwa dukungan kepada Anies Baswedan akan bertambah kuat apabila AHY resmi diumumkan sebagai cawapres Anies. Jika itu terjadi dalam waktu dekat, dukungan SBY dan jejaring sesepuh lintas partai akan all-out untuk memenangkan Anies.

Jika pun Golkar tidak secara resmi bergabung dengan koalisi perubahan untuk mendukung Anies, namun irisan sebagian elit, kader dan simpatisan Golkar tetap akan mengarahkan dukungan kepada Anies. Maka, calon presiden yang diusung oleh Golkar selain Anies, tidak akan mendapat dukungan kerja maksimal dari kader Golkar dan tidak sepenuhnya dipilih oleh pemilih Golkar.

Sebagai partai besar, sudah saatnya Golkar menentukan pilihan secara seksama. Jika terlambat, maka Golkar akan gagal melakukan konsolidasi internal untuk bekerja maksimal bagi calon presiden yang diusung. Jika Golkar menyatakan bergabung dengan koalisi perubahan, sebagian jalan telah terbuka, maka peta politik jelang 2024 otomatis akan berubah. Pemilihan presiden di tahun 2024 nanti akan semakin menarik.

Jabal Ali Husin Sab
Redaktur tinjauan.id

Tags: Akbar TanjungAnies BaswedanDemokratGolkarJusuf Kallakoalisi perubahanSBYSusilo Bambang Yudhoyono
ShareTweetSend

Related Posts

Isu Ketahanan Keluarga: Angka Pernikahan Merosot dan Perceraian Meningkat Akibat Faktor Ekonomi
Opini

Isu Ketahanan Keluarga: Angka Pernikahan Merosot dan Perceraian Meningkat Akibat Faktor Ekonomi

July 20, 2025
Menyorot Kebijakan Populis Dedi Mulyadi: Apakah Populisme Digital Bermasalah?
Nasional

Menyorot Kebijakan Populis Dedi Mulyadi: Apakah Populisme Digital Bermasalah?

July 14, 2025
Tanah Wakaf Tidak Boleh Dikuasai Negara.
Opini

Tanah Wakaf Tidak Boleh Dikuasai Negara (Suara dari Blang Padang untuk Keadilan Syariat)

July 9, 2025
Tanah Wakaf Blang Padang: Menjaga Kemaslahatan, Mengedepankan Kebermanfaatan
Opini

Tanah Wakaf Blang Padang: Menjaga Kemaslahatan, Mengedepankan Kebermanfaatan

July 11, 2025
Refleksi 18 Tahun Partai Aceh, Turbulensi Politik, dan Masa Depan Partai.
Opini

Refleksi 18 Tahun Partai Aceh, Turbulensi Politik, dan Masa Depan Partai

July 7, 2025
Membangun Generasi Masa Depan Lewat AI dan Coding di Sekolah
Opini

Membangun Generasi Masa Depan Lewat AI dan Coding di Sekolah

July 5, 2025
Next Post

Tgk.Miswar Ibrahim Njong pimpin Rabithah Thaliban Aceh (RTA) periode 2023-2027

Pertemuan Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky dengan Sekjen PDI-P Hasto: kami tetap jaga etika politik

Recommended Stories

Pengembangan Potensi Kawasan Sabang Terkesan Stagnan

July 6, 2025

Buruknya kondisi dan pelayanan di RSUDZA, Ketua Komisi V DPRA Falevi Kirani mengaku kecewa

July 6, 2025

Kasus HIV dan AIDS di Aceh capai level mengkhawatirkan, dr. Ihsan ajak semua pihak tanggapi serius

July 6, 2025

Popular Stories

  • Tanah Wakaf Tidak Boleh Dikuasai Negara.

    Tanah Wakaf Tidak Boleh Dikuasai Negara (Suara dari Blang Padang untuk Keadilan Syariat)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Riza Chalid Ditetapkan Tersangka Kasus Korupsi Pertamina 285 Triliun, Siapa Dia?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kedai Kopi Pertama di Aceh: Antara Pengaruh Ottoman dan Budaya Perantauan Tionghoa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alumni Golkar Institute Dukung Penuh Diskresi Ketum Golkar untuk Bustami Hamzah: Musda Aceh adalah Keniscayaan 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah Perkebunan Karet di Aceh Timur Masa Kolonial Tahun 1907-1939

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • All Groups
  • Default User Group
  • Forgot Password
  • Home
  • Kontak
  • Login
  • My Profile
  • Redaksi
  • Registration
  • Search Users
  • Sitemap
  • Submit New Blog Post
  • Tentang Kami
  • TINJAUAN.ID
  • User Blogs
  • Pedoman Media Siber
Email: tinjauan.id@gmail.com

© 2025 Tinjauan.ID - Strategis dan Mencerahkan!

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Dunia
  • Nasional
  • Regional
  • Politik
  • Opini
  • Contact Us

© 2025 Tinjauan.ID - Strategis dan Mencerahkan!

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?