Dalam orasinya, Abi Zahrul atau yang akrab disapa Abi MUDI menegaskan bahwa ulama memiliki tiga peran krusial di era modern: penjaga nilai, pencetak kader intelektual, dan penggerak perubahan sosial.
Banda Aceh – Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Aceh menggelar wisuda ke-IV yang dirangkai dengan orasi ilmiah oleh Tgk. Dr. H. Zahrul Mubarak HG, M.Pd. Dalam pidatonya, beliau mengangkat tema “Peradaban Keilmuan dan Peran Ulama serta Kader Ulama dalam Era Digital”.
Dalam orasinya, Abi Zahrul atau yang akrab disapa Abi MUDI menegaskan bahwa ulama memiliki tiga peran krusial di era modern: penjaga nilai, pencetak kader intelektual, dan penggerak perubahan sosial.
Ulama, katanya, harus memastikan teknologi tidak menjauhkan manusia dari fitrah, melahirkan generasi yang fasih membaca turats sekaligus tangkas menghadapi tantangan digital, serta turun langsung memberdayakan masyarakat dan meluruskan informasi yang simpang siur.
“Kader ulama di era ini dituntut bukan hanya bisa membaca kitab kuning, tetapi juga mampu membaca kode digital. Mereka harus menjaga integritas sejak dini, sebab agamawan tanpa integritas justru bisa menjadi sebab kehancuran umat,” tegasnya.
Beliau juga mengingatkan jebakan klasik yang kerap menjerumuskan para agamawan, yakni harta, tahta, dan wanita. Nabi Muhammad SAW, menurutnya, telah memberi teladan dengan menolak tawaran duniawi dari kaum Quraisy demi tegaknya dakwah.
Selain itu, Abi Zahrul mengapresiasi kiprah para ulama Aceh terdahulu seperti Syekh Abdurrauf as-Singkili, Syekh Nuruddin ar-Raniry, hingga ulama kontemporer seperti Abuya Muhammad Waly al-Khalidi dan Abon Abdul Aziz. Ia juga menyinggung peran penting pendiri STISNU Aceh, Abu H. Faisal Ali, yang kini memimpin MPU Aceh sekaligus aktif dalam kepengurusan NU di tingkat wilayah maupun nasional.
Momentum wisuda, menurut Abi. Zahrul, adalah ikrar pengabdian. Gelar akademik bukanlah akhir perjalanan, melainkan titik awal untuk terus belajar dan berkhidmat. Beliau menutup dengan pesan menyentuh agar para wisudawan tidak pernah melupakan jasa orang tua.
“Setinggi apa pun gelar kita, sehebat apa pun jabatan kita kelak, keberkahan hidup akan selalu bergantung pada ridha orang tua,” ujarnya.
Acara ini dihadiri oleh para wisudawan dari dua jurusan, yakni Hukum Keluarga Islam dan Hukum Ekonomi Syariah, serta seluruh civitas akademika STISNU Aceh.[]
Discussion about this post