Reza Fahlevi Alumni Golkar Institute asal Aceh, menyatakan dukungan penuh terhadap diskresi Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, dalam rangka memberikan kesempatan bagi Bustami Hamzah (Om Bus) untuk maju sebagai calon Ketua DPD I Golkar Aceh.
SUBULUSSALAM – Reza Fahlevi Alumni Golkar Institute asal Aceh, menyatakan dukungan penuh terhadap diskresi Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bapak Bahlil Lahadalia, dalam rangka memberikan kesempatan bagi Bustami Hamzah (Om Bus) untuk maju sebagai calon Ketua DPD I Golkar Aceh.
Reza Fahlevi menyampaikan “memberikan diskresi terhadap Bustami Hamzah adalah suatu keniscayaan, seduai dengan AD/ART
Pasal 23 huruf a, i dan j AD/ART Partai Golkar memberikan kewenangan kepada DPP untuk menyelesaikan perselisihan dan memberikan penghargaan serta sanksi sesuai Anggaran Dasar dan Rumah Tangga “pungkas Reza
“Sesuai dengan pasal 23 huruf a apabila kita pahami, memberi ruang yang luas bagi DPP untuk mengeluarkan regulasi teknis sesuai perkembangan politik terkini” ujar Reza
“Diskresi semata-mata bersifat internal dan spesifik—bukan untuk mencabut ketentuan normatif AD/ART, melainkan pengecualian terbatas seperti kelayakan calon yang tidak memenuhi syarat administratif tertentu”
” Memang diskresi bukan jalan pintas, Tapi instrumen terukur yang dimana diskresi adalah instrumen konstitusional, yang memungkinkan penyesuaian terhadap syarat-syarat calon yang secara administrasi kurang lengkap, namun memiliki kapabilitas dan legitimasi tinggi dalam organisasi,” papar Reza.
Dalam hal ini, menurut Reza, seperti Kasus Bustami Hamzah, mantan calon gubernur Aceh dan tokoh yang populer, memperlihatkan urgensi konteks sosial dan politik Aceh, sehingga keputusan diskresi Ketua Umum menjadi tepat dan strategis.
“Hirarki sistem organisasi partai menyatakan Munas adalah forum tertinggi, diikuti Rapimnas dan Rapim, lalu diturunkan pada Juklak dan putusan pleno DPP, oleh karena itu diskresi yang diambil tidak membatalkan Munas, melainkan melaksanakan dan penyesuaian secara teknis,” lanjutnya.
Reza yakin Musda Aceh akan menjadi cerminan dinamika partai yang inklusif dan maju. Memberi peluang kepada figur progresif namun berpengalaman seperti Om Bus, melalui mekanisme diskresi, menunjukkan kecerdikan Golkar dalam beradaptasi dengan kebutuhan lokal tanpa mengorbankan aturan.
“Saya mendukung sepenuhnya hak diskresi yang diambil oleh Ketum Bahlil untuk memasukkan Bustami Hamzah sebagai calon di Musda Aceh. Mari bersama-sama membangun Golkar Aceh yang tangguh, inklusif, dan berwibawa, dengan menghormati prosedur partai dan mempersatukan seluruh kader untuk masa depan Aceh yang lebih baik.” Tutup Reza dalam keterangannya. (*)
Discussion about this post