Strategis dan Mencerahkan!
No Result
View All Result
  • TINJAUAN.ID
  • News
  • Global
  • Politik
    • Nasional
    • Regional
    • Daerah
  • Ekonomi
  • Opini
  • Sejarah
  • Liputan Khusus
  • Editorial
  • Pojok Ekraf
  • TINJAUAN.ID
  • News
  • Global
  • Politik
    • Nasional
    • Regional
    • Daerah
  • Ekonomi
  • Opini
  • Sejarah
  • Liputan Khusus
  • Editorial
  • Pojok Ekraf
No Result
View All Result
Strategis dan Mencerahkan!
No Result
View All Result
Home Daerah

Tampilkan Seni Islam yang Inklusif, Tunarungu dan Tunanetra Jadi Bagian Penting Event Art Salam 2025 ISBI Aceh

TINJAUAN ID by TINJAUAN ID
November 20, 2025
Reading Time: 3 mins read
0
Tampilkan Seni Islam yang Inklusif, Tunarungu dan Tunanetra Jadi Bagian Penting Event Art Salam 2025 ISBI Aceh

Iskandar Tungang menjelaskan bahwa Art Salam 2025 adalah langkah awal dari sebuah agenda jangka panjang untuk menempatkan Aceh kembali sebagai pusat seni Islam yang ramah, kreatif, dan bertaraf internasional.

Aceh Besar – Pameran seni rupa Art Salam: Seni Assalamu’alaikum resmi dibuka pada 18 November 2025 oleh Rektor ISBI Aceh, Prof. Dr. Wildan, M.Pd., di Venue Mimbar Seni Outdoor ISBI Aceh, Jantho. Art Salam 2025 hadir sebagai kegiatan seni Islam yang menonjolkan inklusivitas, menempatkan peserta tunarungu dan tunanetra bukan sekadar sebagai pengunjung, tetapi sebagai bagian penting dalam seluruh rangkaian acara.

Sejumlah karya yang dipamerkan merupakan hasil residensi para seniman dari berbagai kota di Aceh, termasuk seniman tunarungu, yang bekerja melalui medium kain berbentuk sajadah kosong sebagai ruang ekspresi. Karya-karya tersebut menuturkan keresahan, kritik sosial, renungan spiritual, hingga eksplorasi artistik yang bersumber dari estetika dunia Islam.

Pada sesi pembukaan acara orasi dan diskusi, suasana keharuan terasa ketika Hikmah, seorang murid tunanetra dari SLB Negeri Kota Jantho, membuka kegiatan dengan lantunan shalawat yang para hadirin hanyut dalam haru.

Dalam sambutannya, Rektor ISBI Aceh menegaskan arah besar lembaga dalam membangun ekosistem seni Islam yang progresif dan terbuka. “ISBI Aceh ingin menjadi rumah bagi para seniman dan menjadi pusat rujukan seni Islam di Asia Tenggara, tempat berbagai persoalan seni Islam diperbincangkan dan dicari solusinya. Kita ingin ISBI menjadi rumah yang inklusif,” ujarnya.

Rangkaian Art Salam tidak hanya menampilkan pameran seni rupa, workshop dan residensi, tapi juga diisi dengan maulid seni, kemah seniman, dan pertunjukan seni persembahan dari Prodi Teater ISBI Aceh yang berlangsung pada malam harinya, sehingga memperluas ruang temu antara seniman, masyarakat, dan berbagai komunitas seni. Selain karya residensi, turut dipamerkan karya peserta workshop aquarel, cukil, dan karya mahasiswa Prodi Kriya Seni.

Ketua panitia, Iskandar Tungang, menjelaskan bahwa Art Salam 2025 adalah langkah awal dari sebuah agenda jangka panjang untuk menempatkan Aceh kembali sebagai pusat seni Islam yang ramah, kreatif, dan bertaraf internasional.

“Ke depan, event Art Salam akan digelar kembali dengan konsep yang lebih maju dan luas, bukan hanya seni rupa, tapi juga seni lainnya. Ini adalah acara perdana, ke depan Art Salam ingin muncul sebagai event bertaraf Asia Tenggara dengan melibatkan berbagai negara kawasan.

Mengingat Aceh pernah menjadi pintu bagi seni Islam, kita ingin mempertahankan konsep seni yang rahmatan lil ‘alamin sebagai seni yang assalamualaikum atau seni yang menyapa dan siap membuka ruang dialog.” tegasnya.

Sementara Ketua Jurusan Seni Rupa dan Desain ISBI Aceh Ichsan, M.Sn dalam sambutan saat pembukaan juga menekankan hal serupa, yang menempatkan seni Islam sebagai visi pengkaryaan ke depannya. “Kita ingin seni islam menjadi fokus utama, baik dalam diskursus maupun paraktik” uangkapnya.

Dalam diskusi yang berlangsung usai pembukaan, Azhari Aiyub, budayawan Aceh, menegaskan posisi strategis ISBI Aceh dalam pembangunan kebijakan seni daerah. “ISBI Aceh harus menjadi fondasi bagi berbagai kebijakan terkait persoalan kesenian, khususnya di Aceh. Sebagai otoritas akademik, ISBI memiliki tanggung jawab ilmiah dan moral dalam mengarahkan masa depan seni,” ungkapnya.

Sementara itu, epigraf dan peneliti sejarah Islam, Abu Taqiyuddin Muhammad, menyoroti persoalan ekosistem seni yang belum kondusif. Ia menekankan bahwa seni tidak pernah berkembang dalam kondisi kelaparan. “Seni dalam kondisi lapar, di manapun tidak berkembang. Dalam kondisi tidak ada pelanggan seni, kita sulit maju. Di masa lalu seni berkembang karena masyarakatnya sejahtera,” katanya.

Ia juga menegaskan bahwa seni Islam tidak mungkin dipisahkan dari kualitas seniman: “Seni Islam adalah sejauh mana seniman memahami Islam, itulah seni Islam. Aceh harus menemukan keunikannya, dan ISBI harus aktif, baik dalam penelitian maupun praktik, untuk membantu menemukannya.”

Pemaparan materi dari Ustaz Aridho Hidayat dan orasi dari Tgk. Miswar Ibrahim Njong mempertegas bahwa dalam sejarahnya, pandangan Islam terhadap seni jauh lebih terbuka daripada stigma yang berkembang selama ini. Keduanya menekankan bahwa seni adalah media dakwah yang penuh hikmah jika dipahami dengan baik.

Sementara itu, kurator muda Muhyi Atsarissalaf, alumni Gugus Apresiasi Seni Jogja Arts Week 2025, memberikan pandangan baru tentang bagaimana seni seharusnya diperlakukan dalam konteks sosial-religius kontemporer. Muhyi menyorot perlunya para agamawan untuk hadir lebih dekat untuk memahami kegelisahan generasi muda.

“Agamawan harus turun ke lapisan anak muda untuk memeluk mereka. Daripada terus menerus menghakimi mereka, agamawan mungkin lebih baik mendengarkan dan memahami ekspresi keresahan generasi muda.” ujarnya.

Kehadirannya sebagai kurator memperkuat arah estetik Art Salam sebagai ruang dialog antara seni, agama, dan keberagaman generasi.

Art Salam 2025 menjadi kesempatan penting bagi masyarakat untuk merayakan seni Islam yang lebih luas, lebih inklusif, dan lebih humanis. Dengan semangat “assalamualaikum” sebagai tema, Art Salam membuka kembali jalan bagi Aceh untuk tampil sebagai pusat seni Islam yang kreatif, toleran, dan berskala internasional.[]

Tags: ISBI AcehseniSeni islam
ShareTweetSendShare

Related Posts

Kemenko Infra Adakan Rakor di Aceh, AHY Bahas Empat Agenda Penting Pascabencana
Nasional

Kemenko Infra Adakan Rakor di Aceh, AHY Bahas Empat Agenda Penting Pascabencana

December 19, 2025
Cerita Korban Banjir Aceh di Cot Ara: Harapan pada Sawah yang Terkubur Lumpur
Daerah

Cerita Korban Banjir Aceh di Cot Ara: Harapan pada Sawah yang Terkubur Lumpur

December 19, 2025
Pemadaman Listrik Berkepanjangan di Aceh, Warga Sebut Pelanggaran Hak Rakyat
Daerah

Pemadaman Listrik Berkepanjangan di Aceh, Warga Sebut Pelanggaran Hak Rakyat

December 17, 2025
YARA: Negara Mampu Tangani Bencana Hidrometeorologi, Data Jadi Kunci Pemulihan
Nasional

YARA: Negara Mampu Tangani Bencana Hidrometeorologi, Data Jadi Kunci Pemulihan

December 17, 2025
YARA Desak Presiden Bentuk Kembali BRR Tangani Bencana Banjir Aceh, Sumut, dan Sumbar
Daerah

YARA Desak Presiden Bentuk Kembali BRR Tangani Bencana Banjir Aceh, Sumut, dan Sumbar

December 14, 2025
Penanganan Bencana Lambat di Aceh Bisa Picu Ideologi Perlawanan
Daerah

Penanganan Bencana Lambat di Aceh Bisa Picu Ideologi Perlawanan

December 14, 2025
Next Post
Atri dan Kerajinan Bambu Aceh yang Menembus Pasar Ekspor

Atri dan Kerajinan Bambu Aceh yang Menembus Pasar Ekspor

Ekonomi Kreatif Melesat, Kementerian Ekraf Raih Anugerah Penggerak Nusantara 2025

Ekonomi Kreatif Melesat, Kementerian Ekraf Raih Anugerah Penggerak Nusantara 2025

Discussion about this post

Recommended Stories

Berdasarkan survey, masyarakat puas atas kinerja Presiden Prabowo.

Hasil Survei, Masyarakat Puas atas Kinerja Pemerintahan Presiden Prabowo

July 8, 2025

Pemerintah Aceh apresiasi kinerja PT Pembangunan Aceh (PEMA)

July 6, 2025
Diskusi Kepemudaan, Upaya JASA Merawat Damai Aceh

Diskusi Kepemudaan, Upaya JASA Merawat Damai Aceh

October 20, 2025

Popular Stories

  • Tingkat Pengangguran Usia Muda Tinggi, Indonesia Berjuang Ciptakan Lapangan Kerja

    Prabowo Segera Bentuk Tim Reformasi Polri, Bentuk Juga Komisi Investigasi Insiden Agustus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaji PPPK Aceh Macet Hampir 4 Bulan, Ribuan ASN Hidup dengan Utang Karena APBA-P Tak Kunjung Jelas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kritik Kosong tentang Ulama Dayah Adalah Opini yang Tak Perlu Ditulis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tak Kunjung Dapat Kerja di Aceh, Hendra Nekat Merantau ke Australia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Review Laporan Keuangan Bank Aceh Syariah (I) ; Triliunan Dana Diinvestasikan ke Luar Aceh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • TINJAUAN.ID
  • Pedoman Media Siber
Email: redaksi.tinjauan@gmail.com

© 2025 Tinjauan.ID - Strategis dan Mencerahkan!

No Result
View All Result
  • TINJAUAN.ID
  • News
  • Daerah
  • Nasional
  • Dunia
  • Ekonomi
  • Politik
  • Opini
  • Sejarah
  • Editorial
  • Pojok Ekraf
  • Contact Us

© 2025 Tinjauan.ID - Strategis dan Mencerahkan!

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?