Inflasi Indonesia meningkat tajam pada bulan Desember, melampaui prediksi Bank Indonesia dan pasar yang memperkirakan kenaikan harga semakin berkurang.
Harga barang kebutuhan konsumen naik 5,51 persen dari tahun lalu, disebabkan oleh biaya BBM yang tinggi, bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara dan tarif transportasi, biaya sewa rumah dan kebutuhan pokok seperti beras dan telur, kata Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin, (2/1/2023).
Inflasi tahunan yang terjadi bahkan melampaui perkiraan tertinggi dalam survei ekonom Bloomberg, yang berkisar antara 5,18 persen hingga 5,47 persen. Sementara Bank Indonesia memprediksi kenaikan harga konsumen melambat menjadi 5,4 persen pada akhir tahun.
Kisaran target inflasi Bank Indonesia (BI) adalah 2 persen hingga 4 persen. Dalam pertemuannya bulan lalu, BI memperkirakan inflasi Desember tidak akan melebihi 5,4 persen.
BI menaikkan suku bunga sebesar 200 basis poin pada Agustus hingga Desember untuk mengontrol inflasi sesuai kisaran target tahun ini.
Tingkat inflasi inti tahunan, tidak termasuk harga yang dikendalikan pemerintah dan harga makanan yang tidak stabil, naik tipis menjadi 3,36 persen dari 3,30 persen bulan sebelumnya, sementara jajak pendapat Reuters memperkirakan kenaikan sebesar 3,39 persen.
Sumber: Bloomberg dan Reuters