Salah satu upaya yang sedang dilakukan Mualem dalan meningkatkan mutu pendidikan adalah program Kartu Aceh Unggul, sebuah sistem beasiswa yang terinspirasi dari konsep Kartu Jakarta Pintar.
Banda Aceh – Plt. Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Murthalamuddin, menyatakan bahwa Gubernur Aceh, Muzakkir Manaf (Mualem), sangat fokus pada peningkatan mutu pendidikan di Aceh. Salah satu upaya yang sedang dilakukan adalah program Kartu Aceh Unggul, sebuah sistem beasiswa yang terinspirasi dari konsep Kartu Jakarta Pintar.
“Pak Gubernur sangat fokus pada peningkatan mutu pendidikan. Beliau bahkan sedang menyiapkan program Kartu Aceh Unggul, sebuah sistem beasiswa yang meniru konsep Kartu Jakarta Pintar,” ujar Murthalamuddin saat menghadiri wisuda mahasiswa Universitas Al-Muslim Bireuen. Senin (27/10/2025)
Dalam kesempatan tersebut, Murthalamuddin juga meminta Universitas Al-Muslim untuk menjadi pelopor inovasi dan pusat lahirnya generasi unggul yang siap bersaing secara global. Ia menekankan bahwa pendidikan tidak hanya tentang mencari pekerjaan, tetapi juga tentang menciptakan peluang baru dan membuka lapangan kerja bagi orang lain.
“Kalau kuliah cuma mau cari kerja, itu sesat pikir. Kuliah harusnya mencetak inovator, bukan sekadar pelamar kerja,” tegasnya.
Murthalamuddin juga mengapresiasi tingginya jumlah wisudawan perempuan, yang mencapai 60 persen. Ia berharap para sarjana perempuan Aceh dapat meneruskan semangat para tokoh perempuan masa lalu yang dikenal tangguh dan visioner.
“Tak ada sejarah di dunia yang mencatat kehebatan perempuan seperti perempuan Aceh. Dari Sultanah hingga Laksamana Malahayati, mereka adalah simbol keberanian dan kecerdasan. Maka, perempuan Aceh hari ini harus jadi pemimpin kemajuan masa depan,” katanya.
Selain itu, Murthalamuddin juga menyoroti pentingnya kemandirian ekonomi dan penguatan produk lokal. Ia mencontohkan masih tingginya ketergantungan masyarakat terhadap barang impor, bahkan untuk kebutuhan sehari-hari.
“Kita makan kacang, tepung gandum, anggur, semua impor. Padahal Aceh punya beras, sagu, dan bahan lokal yang melimpah. Saatnya Al-Muslim melahirkan inovator yang membuat produk lokal kita berjaya di tanah sendiri,” ujarnya.
Murthalamuddin mengakui bahwa kondisi pendidikan di Aceh masih menghadapi banyak tantangan dan memerlukan perubahan pola pikir dari semua pihak. Namun, ia yakin bahwa Universitas Al-Muslim dapat menjadi lokomotif perubahan dan mencetak generasi yang berani berpikir kritis, inovatif, dan siap membawa Aceh ke masa depan yang lebih cerah.
Menutup sambutannya, Murthalamuddin mengingatkan bahwa wisuda bukanlah akhir perjalanan, melainkan awal dari tanggung jawab baru. Ia meminta para lulusan untuk menjadikan ilmu sebagai alat pengabdian dan perjuangan.
“Setelah ini, bukan lagi orang tua yang mendukung kalian, kalianlah yang harus mendukung dan menjaga mereka. Jadilah pejuang ekonomi, pejuang pendidikan, dan pejuang kemanusiaan Aceh,” pungkasnya.[]













Discussion about this post