Strategis dan Mencerahkan!
No Result
View All Result
  • TINJAUAN.ID
  • News
  • Global
  • Politik
    • Nasional
    • Regional
    • Daerah
  • Ekonomi
  • Opini
  • Sejarah
  • Liputan Khusus
  • Editorial
  • Pojok Ekraf
  • TINJAUAN.ID
  • News
  • Global
  • Politik
    • Nasional
    • Regional
    • Daerah
  • Ekonomi
  • Opini
  • Sejarah
  • Liputan Khusus
  • Editorial
  • Pojok Ekraf
No Result
View All Result
Strategis dan Mencerahkan!
No Result
View All Result
Home Daerah

Diskusi Kepemudaan, Upaya JASA Merawat Damai Aceh

TINJAUAN ID by TINJAUAN ID
October 20, 2025
Reading Time: 2 mins read
0
Diskusi Kepemudaan, Upaya JASA Merawat Damai Aceh

JASA Aceh Besar sengaja menggelar diskusi ini di akhir bulan Oktober untuk mendulang semangat peringatan Sumpah Pemuda.

ACEH BESAR— Jaringan Aneuk Syuhada Aceh (JASA) Aceh Besar menggelar diskusi interaktif bagi anak-anak muda di wilayahnya untuk bertukar pikiran dan merefleksikan perjalanan 20 tahun jalannya perdamaian konflik Aceh.

Diskusi yang diikuti lebih dari 100 peserta itu digelar pada 20 Oktober 2025 di Kantor Dekranasda Aceh Besar, Gampong Gani, Kecamatan Blang Bintang.

Mengusung tema “Spirit Pemuda Aceh dalam Merawat Perdamaian Berkelanjutan melalui Momentum Sumpah Pemuda”, JASA Aceh Besar sengaja menggelar diskusi ini di akhir bulan Oktober untuk mendulang semangat peringatan Sumpah Pemuda.

Diskusi ini dipantik dua narasumber, yaitu Deputi 1 Badan Reintegrasi Aceh Fauzan Azima dan Dosen Ilmu Politik FISIP USK Iqbal Ahmady. Sementara jalannya diskusi dipandu dengan apik oleh Saifullah Abdulgani atau akrab disapa SAG, Mantan Juru Bicara Pemerintah Aceh.

Deputi 1 Badan Reintegrasi Aceh Fauzan Azima mengatakan, sebagai mantan panglima Gerakan Aceh Merdeka atau GAM wilayah Gayo ia mengaku bahwa perdamaian Aceh merupakan nikmat yang harus disyukuri semua pihak.

Dulunya ia harus berjuang bergerilya ke hutan. Bukan hanya untuk berperang, namun juga berjuang mengisi dan menyadarkan masyarakat tentang ideologi Aceh.

“Damai yang kita rasakan hari ini harus kita jaga dan rawat, namun bukan berarti perjuangan sudah berakhir,” kata Fauzan.

Menurut Fauzan, perjuangan Aceh pasca perdamaian jauh lebih besar daripada masa konflik. Menurutnya masih banyak pekerjaan rumah yang perlu dituntaskan semua pihak, terutama kaum muda untuk mewujudkan Aceh lebih baik.

“Perang dari tahun 1976 sampai 2005 itu adalah perang kecil dan setelah damai sampai hari ini kita sedang menjalani perang besar,” ujar Fauzan.

Fauzan menyebutkan sejumlah hal yang masih perlu diperjuangkan pasca damai Aceh. Mulai dari realisasi kesepakatan damai Helsinki, pelimpahan kewenangan Aceh, dan dana abadi perdamaian.

Selain ketiga hal tersebut, Fauzan juga menyoroti fenomena caci maki dan fitnah di media sosial yang menyasar mantan pimpinan GAM. Ia mengatakan, hal tersebut dilakukan oleh orang Aceh dan bisa merugikan Aceh sendiri.

“Menurut saya JASA harus membuat satu tim untuk bisa mengkonter isu liar yang tidak berdasar agar pemimpin perjuangan tidak dijadikan bullyan setiap hari,” kata Fauzan.

Selain itu, Fauzan juga mengingatkan kaum muda Aceh khususnya yang terhimpun dalam organisasi JASA agar bisa meningkatkan rasa peduli antar sesama. Keberagaman wilayah, suku dan bahasa di Aceh harus diterima. Hilangkan perbedaan dan perkuat persatuan.

“Kemudian anggota JASA juga harus menempuh pendidikan yang mumpuni agar bisa mengambil peran membangun Aceh di masa perdamaian yang saat ini kita rasakan,” tutur Fauzan.

Sementara Dosen Ilmu Politik USK, Iqbal Ahmady, dalam kesempatan tersebut mengungkit kembali sejarah kaum muda yang berperan besar mewujudkan perubahan di negeri ini.

Dimulai dari Sumpah Pemuda tahun 1928. Kemudian gerakan Rengasdengklok 1945 yang menjadi pemicu proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Selanjutnya, kaum muda juga mengambil peran pasca kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1966 pemerintahan orde lama yang membuat kondisi negeri morat marit saat itu berhasil runtuh lewat gerakan kaum muda.

Bahkan yang terbaru, pada tahun 1998 gerakan kaum muda yang dimotori mahasiswa berhasil menggulingkan pemerintahan orde baru di bawah rezim Soeharto yang diktator.

Oleh sebab itulah, Iqbal mengapresiasi langkah JASA Aceh Besar yang mengadakan diskusi interaktif kepemudaan tersebut. Menurutnya diskusi tersebut merupakan bagian dari gerakan pemuda untuk menyadarkan dan menumbuhkan semangat tentang besarnya peran pemuda dalam pembangunan.

“Perdamaian konflik harus dijaga semua pihak, salah satu caranya adalah dengan memastikan butir kesepakatan damai terimplementasi dan disinilah kelompok pemuda terutama JASA harus mengawal isu tersebut agar tidak merugikan Aceh,” pungkas Iqbal.

Sepanjang diskusi berjalan, dialog berlangsung alot. Para anak muda yang menjadi audien aktif bertanya dan menyampaikan pendapatnya kepada para pemateri. Hal tersebut menjadi bukti bahwa pemuda Aceh masih memiliki rasa kepedulian untuk menjaga dan merawat perdamaian. []

Tags: Aceh Besardiskusi publikJASAsumpah pemuda
ShareTweetSendShare

Related Posts

ISBI Aceh Gagas “Seni Assalamu’alaikum”, Rayakan Hari Seni Islam Internasional 2025
News

ISBI Aceh Gagas “Seni Assalamu’alaikum”, Rayakan Hari Seni Islam Internasional 2025

November 8, 2025
Sukseskan Program Pemerintahan Mualem-Dekfadh, Dinas Pengairan Aceh Fokus Kendalikan Banjir dan Bangun Irigasi di Aceh
Liputan Khusus

Sukseskan Program Pemerintahan Mualem-Dekfadh, Dinas Pengairan Aceh Fokus Kendalikan Banjir dan Bangun Irigasi di Aceh

November 8, 2025
Aceh Besar Raih Juara Umum MTQ ke-37, Wagub Tutup MTQ Pijay
Daerah

Aceh Besar Raih Juara Umum MTQ ke-37, Wagub Tutup MTQ Pijay

November 7, 2025
Hijab Pintoe Aceh, Memadukan Tradisi dengan Tren Fashion Terkini
Daerah

Hijab Pintoe Aceh, Memadukan Tradisi dengan Tren Fashion Terkini

November 8, 2025
Satu Dekade PWI Nagan Raya, Jamaluddin Idham Mendapat Penghargaan Sebagai Politisi Muda Inspirasi
Daerah

Satu Dekade PWI Nagan Raya, Jamaluddin Idham Mendapat Penghargaan Sebagai Politisi Muda Inspirasi

November 5, 2025
Kafilah Aceh Besar Tampil Maksimal pada Cabang Tahfidz 10 dan 20 Juz MTQ ke-37 Aceh 2025
Daerah

Kafilah Aceh Besar Tampil Maksimal pada Cabang Tahfidz 10 dan 20 Juz MTQ ke-37 Aceh 2025

November 4, 2025
Next Post
Pegawai PPPK Berharap Gaji Segera Dibayar setelah APBA-P Disahkan

Gaji PPPK Aceh Macet Hampir 4 Bulan, Ribuan ASN Hidup dengan Utang Karena APBA-P Tak Kunjung Jelas

Sarana dan Prasarana Sekolah; Fondasi Utama Pendidikan Berkualitas

Sarana dan Prasarana Sekolah; Fondasi Utama Pendidikan Berkualitas

Discussion about this post

Recommended Stories

Sejarah Peresmian Pabrik Gula Cot Girek. Presiden Soeharto Datang Naik Helikopter

Sejarah Peresmian Pabrik Gula Cot Girek, Presiden Soeharto Datang Naik Helikopter

July 26, 2025

Teuku Rassya sampaikan pentingnya budaya dan kolaborasi di Kampus UIN Ar-Raniry 

July 6, 2025
Daud Beureueh: dari Rekognisi ke Rekonsiliasi

Bendera-bendera di Aceh

September 6, 2025

Popular Stories

  • Tingkat Pengangguran Usia Muda Tinggi, Indonesia Berjuang Ciptakan Lapangan Kerja

    Prabowo Segera Bentuk Tim Reformasi Polri, Bentuk Juga Komisi Investigasi Insiden Agustus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kritik Kosong tentang Ulama Dayah Adalah Opini yang Tak Perlu Ditulis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaji PPPK Aceh Macet Hampir 4 Bulan, Ribuan ASN Hidup dengan Utang Karena APBA-P Tak Kunjung Jelas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tak Kunjung Dapat Kerja di Aceh, Hendra Nekat Merantau ke Australia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Review Laporan Keuangan Bank Aceh Syariah (I) ; Triliunan Dana Diinvestasikan ke Luar Aceh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • TINJAUAN.ID
  • Pedoman Media Siber
Email: redaksi.tinjauan@gmail.com

© 2025 Tinjauan.ID - Strategis dan Mencerahkan!

No Result
View All Result
  • TINJAUAN.ID
  • News
  • Daerah
  • Nasional
  • Dunia
  • Ekonomi
  • Politik
  • Opini
  • Sejarah
  • Editorial
  • Pojok Ekraf
  • Contact Us

© 2025 Tinjauan.ID - Strategis dan Mencerahkan!

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?