Strategis dan Mencerahkan!
No Result
View All Result
  • TINJAUAN.ID
  • News
  • Global
  • Politik
    • Nasional
    • Regional
    • Daerah
  • Ekonomi
  • Opini
  • Sejarah
  • Oase
  • Liputan Khusus
  • Editorial
  • TINJAUAN.ID
  • News
  • Global
  • Politik
    • Nasional
    • Regional
    • Daerah
  • Ekonomi
  • Opini
  • Sejarah
  • Oase
  • Liputan Khusus
  • Editorial
No Result
View All Result
Strategis dan Mencerahkan!
No Result
View All Result
Home News

Santun, Bersahaja, Berilmu: Tgk. Zulfahmi dari Cot Kupok ke Doktor Terbaik UAC

TINJAUAN ID by TINJAUAN ID
September 25, 2025
Reading Time: 3 mins read
0
Santun, Bersahaja, Berilmu: Tgk. Zulfahmi dari Cot Kupok ke Doktor Terbaik UAC

“Judul saya sempat ditolak karena dianggap tokoh yang saya angkat tidak populer. Tapi saya yakin, Abu Mudi layak diperkenalkan lewat karya ilmiah,” jelasnya.

Mojokerto – Di sebuah aula megah di kampus terbesar Mojokerto, siang hari itu, 22 September 2025, ratusan pasang mata tertuju pada seorang lelaki berjas hitam yang melangkah mantap ke panggung wisuda. Namanya dipanggil sebagai lulusan terbaik, dan seketika tepuk tangan menggema memenuhi ruangan.

Dari balik senyumnya, tersimpan kisah panjang sebagai seorang anak desa dari Cot Kupok, Aceh Utara, yang menempuh perjalanan lebih dari 3.000 kilometer demi menggapai gelar doktor di Universitas KH Abdul Chalim (UAC), Mojokerto, Jawa Timur.

Air mata bahagia di sudut matanya menyerinai, bukan hanya tanda lega, melainkan juga saksi bisu bahwa kerja keras, doa, dan pengorbanan benar-benar bisa mengubah nasib.

Zulfahmi, lahir di Desa Cot Kupok, Kemukiman Blangsialet, Baktiya Barat, Aceh Utara. Ia tumbuh dalam keluarga sederhana yang menjunjung tinggi pendidikan. Ayahnya, Budiman, dan ibunya, Ainoel Mardhiah, tidak pernah memberi ruang bagi anak-anak mereka untuk berhenti belajar.

“Ibu saya sangat tegas. Baginya, tidak ada alasan untuk tidak melanjutkan sekolah,” kenang Zulfahmi.

Tgk Fahmi, begitu panggilan akrabnya, memulai jejak pendidikannya dari dan dimulai di SD Cot U Sibak, berlanjut ke SMPN 1 Lhoksukon, lalu SMAN 1 Lhoksukon. Selepas SMA, ia memilih jalan berbeda: masuk ke MUDI Mesra, Samalanga, sebuah dayah terbesar di Aceh, yang kemudian menjadi rumah kedua baginya. Di sanalah ia menemukan jati diri sebagai santri, menekuni ilmu agama, dan belajar arti kesederhanaan.

“Hidup di dayah mengajarkan banyak hal. Ada peluang, ada tantangan. Semua harus dijalani dengan ikhlas,” katanya.

Tahun 2018, Tgk Fahmi mendapat amanah untuk mengabdi di Dayah Jami’ah Al Aziziyah Batee Iliek. Pengalaman sebagai guru di dayah tersebut, meneguhkan tekadnya untuk melanjutkan pendidikan. Namun demikian, baru pada 2020 niatnya dibulatkan, tepatnya setelah berkunjung ke kediaman Prof. Dr. Muntasir A. Kadir, MA.

“Waktu itu beliau menceritakan tentang tantangan kehidupan ke depan. Dari situlah saya mulai berpikir serius untuk menempuh jalur doktoral,” kata Zulfahmi dengan senyum khasnya.

Kepada tim redaksi, Tgk Fahmi berujar bahwa berkat adanya beasiswa Pergunu Pusat lah, Tgk. Zulfahmi akhirnya berkesempatan melanjutkan studi doktoral di UAC Mojokerto dengan mengambil Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI).

Empat tahun lebih ia jalani kehidupan perantauan, bukan hanya sebagai mahasiswa, tetapi juga sebagai pendidik. Di sela kesibukan akademiknya, ia aktif mengajar di Pondok Pesantren Amanatul Ummah, tepatnya di Madrasatul Aliyah Istimewa (MAI).

“Mengajar di sana memberi saya energi tambahan, seolah setiap kali di kelas, saya ikut belajar kembali,” ujarnya.

Di ruang kelas MAI, suasana selalu berubah setiap kali Tgk. Zulfahmi masuk. Para santri yang tadinya riuh langsung tenang, seakan tahu ada sesuatu yang istimewa akan dimulai. Dengan senyum teduh, ia menyapa murid-muridnya, kadang disertai candaan ringan yang membuat tawa pecah sejenak, lalu segera kembali serius ketika ia mulai menjelaskan pelajaran.

Cara mengajarnya tidak bertele-tele. Ia mampu menyampaikan materi yang rumit dengan bahasa sederhana, penuh perumpamaan, hingga para santri merasa sedang mendengar kisah, bukan sekadar teori.

“Kalau Tgk. Fahmi izin, kelasnya tidak bisa digantikan oleh sembarang orang,” ungkap seorang mahasiswa yang mengenalnya. “Harus yang benar-benar sepadan kualitasnya. Kalau tidak, rasanya kosong, lagipun tidak dibolehkan oleh pihak manajemen sekolah.”

Kalimat itu menjadi bukti betapa besar wibawa dan pengaruhnya di mata para santri dan murid.

Perawakannya yang sederhana, sesekali laik disandingkan dan mengikuti sosok Gus Baha yang dikenal luas karena pengajiannya yang menyejukkan dan sederhana. Sama-sama tidak banyak gaya, sama-sama menekankan isi ketimbang tampilan.

Tema disertasinya pun berangkat dari ketulusan hati: “Metode Syekh Abu H Hasanoel Basri (Abu Mudi) dalam Pembelajaran Fikih”. Di lubuk hati terdalamnya, ia ingin mengangkat sosok ulama Aceh yang kontribusinya sangat besar, namun belum banyak dikenal di tingkat nasional.

“Judul saya sempat ditolak karena dianggap tokoh yang saya angkat tidak populer. Tapi saya yakin, Abu Mudi layak diperkenalkan lewat karya ilmiah,” jelasnya.

Ia berujar, akan proses bimbingan yang berlangsung ketat. Dalam seminggu, ia bisa bertemu dosen pembimbing dua hingga tiga kali. Ada rasa lelah, bahkan ingin menyerah. “Lingkungan belajar di Jawa Timur tentu berbeda dengan di Aceh. Biaya hidup, jarak, bahkan suasana akademik semuanya butuh penyesuaian,” katanya. Namun, setiap kali goyah, ia mengingat pesan Rasulullah: urusan baik yang sudah dimulai harus disempurnakan.

Pada akhirnya, ketekunan itu membuahkan hasil. Tgk Fahmi dinobatkan sebagai lulusan terbaik UAC Mojokerto. Bagi Tgk Fahmi pencapaian itu bukan semata-mata hasil kerja keras, melainkan anugerah Tuhan dan berkah doa orang tua serta guru-gurunya.

“Kalau sudah memilih satu jalan, jangan berhenti di tengah. Kerjakan sampai tuntas,” ujar Tgk Fahmi sambil melemparkan senyum khasnya itu.

Kini, anak desa yang santun itu, sudah bersiap untuk segera kembali ke Aceh dan mengabdi sebagai dosen tetap di UNISAI Al Aziziyah, Samalanga. Penelitiannya yang berakar pada metode pendidikan dayah diharapkan memberi kontribusi bagi pengembangan dunia pesantren, terutama di Aceh. Baginya, santri harus berani menembus batas.

“Saya ingin menunjukkan bahwa santri juga bisa melanjutkan pendidikan formal, walau dengan segala keterbatasan,” tegasnya.

Kepada mahasiswa yang sedang dan akan melanjutkan pendidikan, Tgk Fahmi menitipkan pesan. Sederhana kalimatnya tapi dalam maknanya: setiap kesuksesan menuntut pengorbanan, dan sabar adalah kunci. “Kerjakan kewajibanmu dalam keadaan apa pun, tinggalkan yang tidak bermanfaat, dan tetaplah tabah. Dunia ini penuh pilihan: sukses atau gagal, bahagia atau sengsara. Kamu harus menentukan di sisi mana berdiri,” pesannya.[]

Dari Cot Kupok hingga Mojokerto, dari ruang kelas sederhana hingga podium akademik, perjalanan Tgk. Zulfahmi adalah bukti bahwa asal-usul sederhana bukan penghalang untuk meraih mimpi besar.

Tags: Abu MudiDayahDayah Aceh
ShareTweetSendShare

Related Posts

Aliansi Rakyat Aceh (ARAH) Menyayangkan Pengaktifan Kembali dr. Hanif sebagai Direktur RSJ Aceh
Daerah

Aliansi Rakyat Aceh (ARAH) Menyayangkan Pengaktifan Kembali dr. Hanif sebagai Direktur RSJ Aceh

October 15, 2025
Gubernur Aceh Kunjungi Peternakan Telur Terbesar di Henan, Tiongkok
Ekonomi

Gubernur Aceh Kunjungi Peternakan Telur Terbesar di Henan, Tiongkok

October 14, 2025
Ke Pedalaman Aceh Utara, Kak Na Hibur Yatim dan Jemput Aspirasi
Daerah

Ke Pedalaman Aceh Utara, Kak Na Hibur Yatim dan Jemput Aspirasi

October 14, 2025
Bupati Syech Muharram Tindak Lanjuti Pembangunan Sekolah Rakyat ke Kemensos RI
Daerah

Bupati Syech Muharram Tindak Lanjuti Pembangunan Sekolah Rakyat ke Kemensos RI

October 13, 2025
Aliansi Rakyat Aceh Mendukung Penuh, Mualem Menunjuk Loyalis Jadi Plt Kadis Pendidikan dan Plt Kadis Pengairan
Daerah

Aliansi Rakyat Aceh Mendukung Penuh, Mualem Menunjuk Loyalis Jadi Plt Kadis Pendidikan dan Plt Kadis Pengairan

October 12, 2025
Viralnya Gubernur Sherly dan Mualem: Prestasi dan Ledakan Ekonomi Maluku Utara yang Membawa Sorotan Nasional
Nasional

Viralnya Gubernur Sherly dan Mualem: Prestasi dan Ledakan Ekonomi Maluku Utara yang Membawa Sorotan Nasional

October 10, 2025
Next Post
Gubernur Mualem Beri Peringatan Keras, dan akan Tertibkan Tambang Ilegal

Gubernur Mualem Beri Peringatan Keras, dan akan Tertibkan Tambang Ilegal

Hasan Tiro Disebut Pernah Terlibat dengan CIA dalam Sebuah Dokumen

Hasan Tiro Disebut Pernah Terlibat dengan CIA dalam Sebuah Dokumen

Discussion about this post

Recommended Stories

PLN Berhasil Pulihkan Seluruh Sistem Kelistrikan Pascagangguan di Aceh

PLN Berhasil Pulihkan Seluruh Sistem Kelistrikan Pascagangguan di Aceh

October 2, 2025
Gubernur Aceh Kunjungi Peternakan Telur Terbesar di Henan, Tiongkok

Gubernur Aceh Kunjungi Peternakan Telur Terbesar di Henan, Tiongkok

October 14, 2025

Alaidin Abu Abbas bantu peningkatan pembangunan masjid di lima desa di Kecamatan Ketol, Aceh Tengah

July 2, 2025

Popular Stories

  • Tingkat Pengangguran Usia Muda Tinggi, Indonesia Berjuang Ciptakan Lapangan Kerja

    Prabowo Segera Bentuk Tim Reformasi Polri, Bentuk Juga Komisi Investigasi Insiden Agustus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kritik Kosong tentang Ulama Dayah Adalah Opini yang Tak Perlu Ditulis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tak Kunjung Dapat Kerja di Aceh, Hendra Nekat Merantau ke Australia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Review Laporan Keuangan Bank Aceh Syariah (I) ; Triliunan Dana Diinvestasikan ke Luar Aceh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari ini Presiden Prabowo akan Reshuffle Kabinet, Beredar Sejumlah Nama Menteri Baru

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • TINJAUAN.ID
  • Pedoman Media Siber
Email: redaksi.tinjauan@gmail.com

© 2025 Tinjauan.ID - Strategis dan Mencerahkan!

No Result
View All Result
  • TINJAUAN.ID
  • News
  • Daerah
  • Nasional
  • Dunia
  • Ekonomi
  • Politik
  • Opini
  • Oase
  • Sejarah
  • Contact Us

© 2025 Tinjauan.ID - Strategis dan Mencerahkan!

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?