Perjalanan menuju fase membanggakan ini dilalui oleh Anzalika dengan usaha yang keras. Sebelumnya, ia mengalami empat kali penolakan dari berbagai penerbit. Namun, ia tidak menyerah. Ia terus mencoba serta belajar menulis novel.
Lhokseumawe – Anzalika Anzahara, mahasiswi Tadris Bahasa Indonesia semester empat Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe sukses menerbitkan novel pertamanya di tahun 2025 tepatnya pada 27 Januari 2025.
Perjalanan menuju fase membanggakan ini dilalui oleh Anzalika dengan usaha yang keras. Sebelumnya, ia mengalami empat kali penolakan dari berbagai penerbit. Namun, ia tidak menyerah. Ia terus mencoba serta belajar menulis novel.
“Prosesnya diawali dengan memperbaiki alur cerita, memperdalam karakter, hingga memahami apa yang diinginkan oleh penerbit novel,” ujarnya kepada Tinjauan, Sabtu, (19/7/2025).
“Sebelumnya juga sudah empat kali ditolak oleh penerbit, tapi saya tidak menyerah. Justru dari penolakan-penolakan itu saya juga banyak belajar,” tuturnya.
Akhirnya, usaha-usaha yang telah dilakukan Anzalika membuahkan hasil, ia dihubungi oleh salah satu penerbit asal Cirebon pada 10 Oktober 2024 yang menyatakan ketertarikan untuk menerbitkan naskah novelnya yang berjudul “Kala Senja Menyapa”.
Ia berharap novel pertamanya ini dapat digemari oleh masyarakat serta mampu memberikan inspirasi bagi para pembacanya.
“Saya berharap karya yang saya tulis tidak hanya menjadi hiburan bagi para pembaca, tetapi juga bisa menyentuh hati, membangkitkan semangat, dan membuka sudut pandang baru bagi siapa pun yang membaca novel ini,” ungkap Anza.
Mengaku Mengagumi Tere Liye dan Poppy Pertiwi
Yang mendorong Anza dalam menulis novel adalah keinginan untuk mengabadikan kisah-kisah yang menginspirasi dari orang-orang terdekat. Ia ingin menyampaikan perasaan, pesan, dan makna hidup melalui tulisan, supaya orang lain juga bisa merasakan hangatnya cerita yang selama ini hanya saya simpan sendiri.
Ia mengaku bahwa novelis favoritnya adalah Tere Liye. Sementara panutannya dalam menulis novel adalah salah satu novelis yang beberapa tahun ini sedang hangat diperbincangkan dikalangan remaja, Poppy Pertiwi. Ia terkesan dan ingin menjadi seperti Poppy.
“Saya sangat mengagumi cara Poppy merangkai kata-kata menjadi cerita yang begitu menyentuh hati dan dekat dengan kehidupan remaja. Novel-novelnya selalu berhasil membawa pembaca larut dalam emosi, seolah-olah ikut merasakan setiap suka duka tokohnya,” terang Anza.
Dari Poppy, Anza belajar bahwa menulis bukan hanya soal bercerita, tetapi juga tentang menyampaikan perasaan dan pesan dengan tulus.
“Saya ingin suatu hari nanti karya-karya saya juga bisa menginspirasi dan menemani banyak orang, seperti karya-karya Poppy Pertiwi,” pungkasnya.
Discussion about this post