Zahratul, mahasiswi dari Tadris Bahasa Indonesia, UIN Sulthanah NahrasiyahDalam kurun waktu singkat, mahasiswa UIN Sultanah Nahrasiyah ini telah sukses menerbitkan sejumlah antologi cerpen dan novel perdana sebagai bentuk produktivitasnya di bidang literasi kepenulisan.
Lhokseumawe – Prestasi membanggakan oleh Zahratul, mahasiswi dari Tadris Bahasa Indonesia, UIN Sulthanah Nahrasiyah. Dalam kurun waktu singkat, telah sukses menerbitkan novel perdana sebagai bentuk produktivitasnya di bidang literasi kepenulisan, (Senin, 21/07/2025).
Zahratul, awalnya adalah siswa SMA Negeri 1 Nisam, kemudian melanjutkan Pendidikan ke luar daerah tepatnya di kota Lhokseumawe perguruan tinggi UIN Sultanah Nahrasiyah di jurusan Tadris Bahasa Indonesia, melahirkan karya selalu membutuhkan energi dan usaha dalam mempertahankan produktivitas kepenulisan.
” Saya memulai perjalanan prestasinya dimulai pada Februari 2024, ketika ia terpilih sebagai salah satu penulis dalam buku antologi puisi berjudul “Serpihan Mimpi”,” ungkap Zahra.
Buku ini berhasil menyatukan suara-suara penyair muda Indonesia dalam satu ruang literasi yang kaya akan makna dan nuansa.
Pada Maret 2024, cerpen yang berjudul “Cerita Yang Terlepas Dari Genggaman” kembali terpilih dan berhasil terbit dalam bentuk antologi cerpen. Cerpen tersebut ia tulis untuk mencurahkan isi hatinya karena tidak berhasil masuk jurusan yang diinginkannya pada saat itu.
Menunggu masa masuk kuliah sebagai mahasiswa baru, Zahra berhasil menyelesaikan novel pertamanya yang berjudul “Zeya” pada September 2024.
Menggunakan nama pena Rabiulawal, Zahra mengangkat tema remaja dalam karyanya. Dalam waktu 25 hari, ia menuntaskan penulisan novel tersebut. Melalui proses seleksi, novel Zeya akhirnya terpilih sebagai salah satu karya yang layak diterbitkan oleh Teori Kata Publishing.
Tak berhenti di situ, pada November 2024, Zahra kembali menunjukkan konsistensinya lewat karya selanjutnya, tak tanggung-tanggung, Zahra berhasil terpilih dalam dua antologi cerpen, yang berjudul ” Sandaran Buku kumpulan fiksi anak tema ulang tahun”, dan “Jika Hilang.”
Puncak pencapaiannya terjadi pada Januari 2025, ketika ia kembali menulis antologi bersama Alumni Komunitas Menulis Online (KMO) batch 70 dan 71 setelah sebulan sebelumnya diadakan pelatihan kepenulisan oleh KMO.
Antologi cerpen tersebut berjudul “Adikara Setelah Hujan Reda.” Buku ini diterbitkan sebagai upaya membangun literasi dan meningkatkan kepedulian terhadap literasi di Indonesia.
“Menulis tidak hanya bertujuan untuk mengabadikan diri dalam sejarah, tapi lebih dari itu. Menulis berarti menggoreskan sejarah baru dan berdampak bagi diri sendiri dan dunia, intinya teruslah berkarya,” Ungkap Zahra kepada media.
Akhirnya, prestasi ini tak hanya membanggakan dirinya pribadi, tetapi juga menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk berani berkarya dan menorehkan sejarah di usia muda.
“Harapan saya kedepannya akan lebih banyak karya tulis yang bisa diterbitkan dengan segala usaha yang besar dan konsistensi yang kuat,” pungkasnya.
Discussion about this post