Strategis dan Mencerahkan!
No Result
View All Result
  • TINJAUAN.ID
  • News
  • Global
  • Politik
    • Nasional
    • Regional
    • Daerah
  • Ekonomi
  • Opini
  • Sejarah
  • Liputan Khusus
  • Editorial
  • Pojok Ekraf
  • TINJAUAN.ID
  • News
  • Global
  • Politik
    • Nasional
    • Regional
    • Daerah
  • Ekonomi
  • Opini
  • Sejarah
  • Liputan Khusus
  • Editorial
  • Pojok Ekraf
No Result
View All Result
Strategis dan Mencerahkan!
No Result
View All Result
Home Oase

Spiritualitas yang Terbungkus: Agama di Tengah Budaya Populer

TINJAUAN ID by TINJAUAN ID
October 25, 2025
Reading Time: 2 mins read
0
Spiritualitas yang Terbungkus: Agama di Tengah Budaya Populer

Bahkan acara konten bertema agama pun sering lebih menonjolkan citra dan hiburan daripada kedalaman pesan spiritual.

‎Di zaman sekarang, batas antara agama dan gaya hidup makin sulit dibedakan. Dahulu, agama adalah sesuatu yang suci, mendalam, dan penuh makna batin. Sementara gaya hidup identik dengan hal-hal duniawi, kesenangan, dan tampilan luar. Tapi kini keduanya sering bertemu di satu titik: ruang publik.

Agama bukan lagi sekadar praktik spiritual, melainkan juga bagian dari cara seseorang menampilkan diri di hadapan dunia. Dari pakaian, gaya busana, retorika personal, simbol, sampai kebiasaan sehari-hari—semuanya bisa menjadi ekspresi “beragama” sekaligus “bergaya”.

‎Namun di balik itu, muncul paradoks yang menarik. Agama yang sejatinya mengajarkan kesederhanaan dan kedalaman batin, kini kerap hadir dalam bentuk yang serba visual, konsumtif, dan trendi.

Spiritualitas menjadi konten, ibadah jadi ajang eksistensi. Kita bisa melihatnya di mana-mana: unggahan vidio, doa harian di media sosial, video kajian dengan pencahayaan sinematik, hingga ritual keagamaan yang dikemas seperti acara hiburan. Tak salah memang, tapi ketika semua hal suci mulai dikurung dalam logika citra, kedalaman makna perlahan memudar, tergantikan oleh keindahan tampilan.

‎Fenomena ini disebut sebagai imajinasi materialis atau dengan sederhananya disebut sebagai cara beragama yang lebih menonjolkan bentuk luar dibanding isi spiritual.

Ritual-ritual yang dulu bermakna penyucian jiwa kini lebih sering menjadi ruang pencitraan diri. Puasa, doa, berkabung, bahkan ziarah bisa berubah menjadi simbol status, ajang gengsi, atau bukti kesalehan yang harus terlihat. Kita hidup di era hiper-ritualitas, di mana tanda-tanda religius diproduksi, disebar, dan dikonsumsi seperti barang dagangan. Agama perlahan menjadi bagian dari industri budaya; dijual dalam bentuk yang indah, tapi sering kehilangan ruhnya.

‎Contohnya bisa kita lihat di sekitar kita. Paket umrah “eksekutif”, busana muslim premium, atau acara buka puasa di hotel berbintang, arisan hedon dibalud dengan busana agamis, kelompok ibadah yang bermewah-mewah, semua dikemas dengan narasi religius namun sarat unsur komersial.

Bahkan acara konten bertema agama pun sering lebih menonjolkan citra dan hiburan daripada kedalaman pesan spiritual.

Orang bisa memilih “gaya beragama” seperti memilih merek fashion—ada versi elegan, sederhana, atau mewah, tergantung selera dan kelas sosial. Akibatnya, makna ibadah bergeser dari ruang batin menuju ruang citra, dari pengalaman spiritual menuju tontonan sosial.

‎Pada akhirnya, esai ini ingin mengingatkan bahwa agama dan gaya hidup memang tak bisa sepenuhnya dipisahkan. Namun, ketika agama terjebak dalam pusaran konsumsi dan pencitraan, yang hilang adalah jantungnya sendiri: ketulusan, refleksi, dan keheningan.

Di tengah dunia yang serba visual dan cepat ini, mungkin tugas kita bukan menolak perubahan, tapi menjaga agar makna spiritual tetap hidup di balik segala kemasan dan tren yang membungkusnya. Karena sejatinya, agama bukan tentang bagaimana kita tampak—melainkan tentang bagaimana kita mengenal dan memperbaiki diri di hadapan yang Maha Melihat.

Oleh: Mulyadi, pemerhati sosial keagamaan.

ShareTweetSendShare

Related Posts

Haus Hiburan dan Tercerabutnya Akar Sosial Kebudayaan Aceh
Opini

Haus Hiburan dan Tercerabutnya Akar Sosial Kebudayaan Aceh

October 30, 2025
Kritik Kosong tentang Ulama Dayah Adalah Opini yang Tak Perlu Ditulis
Oase

Pesantren, Benteng Adab dan Kritis yang Keliru Dibaca sebagai Feodalisme

October 23, 2025
Daud Beureueh: dari Rekognisi ke Rekonsiliasi
Opini

Timnas Milik Siapa?

October 22, 2025
Teknologi Tambang Emas Tradisional di Aceh: Beuriyeung Theun Meuh atau Lukah
Opini

Teknologi Tambang Emas Tradisional di Aceh: Beuriyeung Theun Meuh atau Lukah

October 17, 2025
Kedai Kopi Pertama di Aceh: Antara Pengaruh Ottoman dan Budaya Perantauan Tionghoa
Daerah

Sejarah Kopi Ulee Kareng, Lam Ateuk dan Budaya Ngopi di Banda Aceh

October 13, 2025
Menatap Aceh dari Halaman Depan
Ekonomi

Menatap Aceh dari Halaman Depan

October 7, 2025
Next Post
Syech Muharram Sebut Bahan Baku Aceh Besar Melimpah, Tapi Produksi Semen Minim

Syech Muharram Sebut Bahan Baku Aceh Besar Melimpah, Tapi Produksi Semen Minim

Pupuk Subsidi Turun 20 persen, TA Khalid: Kios Yang Nakal Harus Segera Ditindak 

Pupuk Subsidi Turun 20 persen, TA Khalid: Kios Yang Nakal Harus Segera Ditindak 

Discussion about this post

Recommended Stories

GeRAK Aceh Desak Moratorium Izin Tambang di Tengah Ancaman Kerusakan Ekologi

GeRAK Aceh Desak Moratorium Izin Tambang di Tengah Ancaman Kerusakan Ekologi

October 29, 2025
Wagub Aceh Buka Seminar Internasional Sawit: Tata Kelola dan Rantai Pasok Jadi Kunci

Wagub Aceh Buka Seminar Internasional Sawit: Tata Kelola dan Rantai Pasok Jadi Kunci

August 13, 2025

Dukung Anies, bisnis Surya Paloh diganggu?

May 21, 2023

Popular Stories

  • Tingkat Pengangguran Usia Muda Tinggi, Indonesia Berjuang Ciptakan Lapangan Kerja

    Prabowo Segera Bentuk Tim Reformasi Polri, Bentuk Juga Komisi Investigasi Insiden Agustus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kritik Kosong tentang Ulama Dayah Adalah Opini yang Tak Perlu Ditulis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaji PPPK Aceh Macet Hampir 4 Bulan, Ribuan ASN Hidup dengan Utang Karena APBA-P Tak Kunjung Jelas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tak Kunjung Dapat Kerja di Aceh, Hendra Nekat Merantau ke Australia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Review Laporan Keuangan Bank Aceh Syariah (I) ; Triliunan Dana Diinvestasikan ke Luar Aceh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • TINJAUAN.ID
  • Pedoman Media Siber
Email: redaksi.tinjauan@gmail.com

© 2025 Tinjauan.ID - Strategis dan Mencerahkan!

No Result
View All Result
  • TINJAUAN.ID
  • News
  • Daerah
  • Nasional
  • Dunia
  • Ekonomi
  • Politik
  • Opini
  • Sejarah
  • Editorial
  • Pojok Ekraf
  • Contact Us

© 2025 Tinjauan.ID - Strategis dan Mencerahkan!

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?