TINJAUAN.ID
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Global
  • Politik
    • Nasional
    • Regional
    • Daerah
  • Ekonomi
  • Opini
  • Sejarah
  • Oase
  • Liputan Khusus
  • Home
  • News
  • Global
  • Politik
    • Nasional
    • Regional
    • Daerah
  • Ekonomi
  • Opini
  • Sejarah
  • Oase
  • Liputan Khusus
No Result
View All Result
TINJAUAN.ID
No Result
View All Result
Home Ekonomi

Perusahaan Karet Hashim Djojohadikusumo Diresmikan di Aceh Barat, Nilai Investasi Capai 600 Miliar

TINJAUAN ID by TINJAUAN ID
July 10, 2025
Reading Time: 2 mins read
0
Perusahaan Karet Hashim Djojohadikusumo Diresmikan di Aceh Barat, Nilai Investasi Capai 600 Miliar

Pabrik ini berdiri dengan nama perusahaan PT Potensi Bumi Sakti di bawah naungan Arsari Group dengan luas 25 hektare. Nilai investasi pada pabrik tersebut diperkirakan bernilai 600 miliar rupiah.

BANDA ACEH – Pabrik karet remah milik adik Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo resmi beroperasi di Kecamatan Woyla, Kabupaten Aceh Barat, Aceh pada Selasa (8/7).

Pabrik ini berdiri dengan nama perusahaan PT Potensi Bumi Sakti di bawah naungan Arsari Group dengan luas 25 hektare. Nilai investasi pada pabrik tersebut diperkirakan bernilai 600 miliar rupiah.

Peresmian itu juga dihadiri oleh Gubernur Aceh Muzakir Manaf, Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud, Kapolda Aceh, Kabinda Aceh dan Pangdam Iskandar Muda.

CEO Arsari Group Hashim Djojohadikusumo mengatakan kehadiran pabrik karet remah ini membawa angin segar bagi petani karet di seluruh Aceh yang selama ini harus menjual hasil panen mereka ke luar daerah, terutama ke Medan.

CEO Arsari Group Hashim Djojohadikusumo mengatakan kehadiran pabrik karet remah ini membawa angin segar bagi petani karet di seluruh Aceh yang selama ini harus menjual hasil panen mereka ke luar daerah, terutama ke Medan.

“Selama ini, petani karet kita harus menanggung biaya angkut dan menghadapi fluktuasi harga yang tidak menentu. Dengan adanya pabrik ini di wilayah sendiri, rantai distribusi menjadi lebih efisien dan harga jual bisa lebih kompetitif,” ujar Hashim.

Pabrik itu menggunakan mesin berkapasitas tinggi sehingga akan menghasilkan 2.500 ton karet kering setiap bulan. Mesin itu akan terus dikembangkan sesuai kebutuhan bahan baku.

“Mesin terpasang untuk mengolah 10 ton karet basah setiap jam, atau 5 ton karet kering setiap jam. Target pengolahan pabrik ini adalah 100 ton karet kering setiap hari,” ungkapnya kepada wartawan.

Pabrik tersebut pertama kali dibangun pada 2013 lalu atau semasa Muzakir Manaf menjabat sebagai Wakil Gubernur Aceh dan baru rampung setelah 12 tahun berlalu.
Hashim tak menampik pabrik yang dirintis selama lebih dari satu dekade ini akhirnya bisa beroperasi penuh.

Gubernur Aceh Muzakir Manaf alias Mualem mengatakan pembangunan pabrik ini adalah bagian dari gelombang investasi industri yang terus tumbuh di Aceh.

Selain pabrik ini kata Mualem beberapa industri lain juga tengah direncanakan. Misalnya, pabrik rokok di Aceh Utara yang sedang dibangun dan beberapa pabrik lainnya seperti pabrik baterai di Aceh Besar dan pabrik pengolahan baja di Aceh Selatan.

“Ini sesuai dengan visi misi kami, di antaranya menekan pengangguran. Alhamdulillah pada saat ini tepat waktunya untuk memberikan pekerjaan kepada pemuda-pemuda Aceh,” katanya.

 

(Sumber: cnn.com)

Tags: Aceh BaratHashim Djojohadikusumoinvestasipabrik karet
ShareTweetSend

Related Posts

Tingkat Pengangguran Usia Muda Tinggi, Indonesia Berjuang Ciptakan Lapangan Kerja
Ekonomi

Tingkat Pengangguran Usia Muda Tinggi, Indonesia Berjuang Ciptakan Lapangan Kerja

July 18, 2025
Neraca Perdagangan Aceh Defisit, Berpotensi Hambat Pertumbuhan Ekonomi.
Ekonomi

Neraca Perdagangan Aceh Defisit, Berpotensi Hambat Pertumbuhan Ekonomi

July 8, 2025
Next Post
Riza Chalid Ditetapkan Tersangka Kasus Korupsi Pertamina 285 Triliun, Siapa Dia?

Riza Chalid Ditetapkan Tersangka Kasus Korupsi Pertamina 285 Triliun, Siapa Dia?

Sejarah Perkebunan Karet di Aceh Timur Masa Kolonial Tahun 1907-1939

Sejarah Perkebunan Karet di Aceh Timur Masa Kolonial Tahun 1907-1939

Discussion about this post

Recommended Stories

AHY Kritisi Perppu Ciptaker: Hukum dibentuk untuk melayani kepentingan rakyat, bukan elite

January 2, 2023

Jokowi minta semua pihak tunggu soal reshuffle

January 24, 2023
Riza Chalid Ditetapkan Tersangka Kasus Korupsi Pertamina 285 Triliun, Siapa Dia?

Riza Chalid Ditetapkan Tersangka Kasus Korupsi Pertamina 285 Triliun, Siapa Dia?

July 11, 2025

Popular Stories

  • Tanah Wakaf Tidak Boleh Dikuasai Negara.

    Tanah Wakaf Tidak Boleh Dikuasai Negara (Suara dari Blang Padang untuk Keadilan Syariat)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Riza Chalid Ditetapkan Tersangka Kasus Korupsi Pertamina 285 Triliun, Siapa Dia?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kedai Kopi Pertama di Aceh: Antara Pengaruh Ottoman dan Budaya Perantauan Tionghoa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alumni Golkar Institute Dukung Penuh Diskresi Ketum Golkar untuk Bustami Hamzah: Musda Aceh adalah Keniscayaan 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah Perkebunan Karet di Aceh Timur Masa Kolonial Tahun 1907-1939

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • All Groups
  • Default User Group
  • Forgot Password
  • Home
  • Kontak
  • Login
  • My Profile
  • Redaksi
  • Registration
  • Search Users
  • Sitemap
  • Submit New Blog Post
  • Tentang Kami
  • TINJAUAN.ID
  • User Blogs
  • Pedoman Media Siber
Email: tinjauan.id@gmail.com

© 2025 Tinjauan.ID - Strategis dan Mencerahkan!

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Dunia
  • Nasional
  • Regional
  • Politik
  • Opini
  • Contact Us

© 2025 Tinjauan.ID - Strategis dan Mencerahkan!

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?