Penetapan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (KPBPBS) atau yang kita kenal dengan Kawasan Sabang telah berlangsung selama 22 tahun sejak diberlakukannya UU No. 2 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang. Namun sampai hari ini kita melihat bahwa Kawasan Sabang masih membutuhkan banyak sentuhan dan perhatian agar dapat menjadi sebuah kawasan ekonomi yang maju dan berkembang.
Kawasan Sabang memiliki empat sektor usaha yang potensial untuk mendatangkan investasi. Empat sektor tersebut adalah sektor kepelabuhanan, sektor industri-perdagangan, sektor pariwisata, dan sektor perikanan. Sampai hari ini, potensi Kawasan Sabang belum tergarap secara maksimal. Juga sampai hari ini belum ada investasi besar yang dilakukan di Sabang, yang mampu membuat kawasan ini menjadi sebuah wilayah perekonomian yang berkembang.
Kita tentu memperhatikan sejumlah kendala yang dihadapi selama 22 tahun pengelolaan Kawasan Sabang oleh Badan Pengelola Kawasan Sabang (BPKS). Masih adanya tumpang tindih regulasi menjadi sebuah kendala yang harus segera diselesaikan dalam waktu dekat. BPKS juga mendapatkan alokasi anggaran yang minim dari APBN untuk mengelola kawasan ini di beberapa tahun terakhir.
Di sisi lain BPKS perlu menyusun rencana kerja strategis yang matang agar dapat meyakinkan pemerintah pusat untuk mengalokasikan anggaran yang besar agar dapat memacu pembangunan Kawasan Sabang sesuai yang diharapkan.
BPKS juga perlu menyusun business plan yang meyakinkan agar pihak investor yakin dan percaya bahwa investasinya di Sabang akan berhasil. Di samping perencanaan dan penyusunan program yang matang, BPKS perlu membangun lobi dengan para pihak, baik pemerintah pusat, stakeholder terkait dan juga para calon investor.
Kita juga mengharapkan adanya political will dari Pemerintah Kota Sabang yang merupakan bagian dari Dewan Kawasan Sabang (DKS) bersama dengan Gubernur Aceh dan Bupati Aceh Besar agar mendukung penuh kerja BPKS dan dapat bekerjasama dengan baik dengan pihak BPKS demi kemajuan Kawasan Sabang.
Pembangunan Sektor Pariwisata
Kita mengetahui bahwa selain punya sejarah sebagai kawasan pelabuhan bebas, Sabang adalah salah satu destinasi wisata yang cukup populer. Sabang memiliki keindahan alam dengan sejumlah pantainya yang indah. Sabang juga menjadi tempat destinasi wisata bawah laut dengan keindahan terumbu karang yang dimiliki.
Berdasarkan data Dinas Pariwisata Kota Sabang, di tahun 2020 sebelum pandemi, tidak kurang dari 30.000 orang wisatawan mancanegara mengunjungi Sabang di tahun itu. Belum lagi dengan wisatawan domestik yang tentu jumlahnya melampaui wisatawan asing.
Oleh sebab itu, kemajuan sektor pariwisata Sabang harus digarap dengan maksimal. Salah satu upaya untuk memaksimalkan potensi pariwisata adalah dengan menyediakan dukungan infrastruktur yang memadai.
Pasca tsunami, pembangunan infrastuktur berupa jalan di Sabang telah dilaksanakan oleh BRR. Kondisi jalan di Sabang saat ini sepenuhnya baik dan sudah beraspal. Penyediaan sarana dan prasarana dasar seperti ketersediaan pasokan listrik dan air bersih juga harus diperhatikan demi memastikan kesuksesan pembangunan pariwisata di Sabang.
Sampai saat ini, jumlah total hunian di Sabang setidaknya memiliki total kamar sejumlah 10.000 kamar. Jumlah hunian di Sabang harus ditingkatkan agar cukup untuk menampung para wisatawan yang mengunjungi Sabang.
Salah satu dukungan infrastruktur yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan pariwisata adalah pembangunan infrastuktur berupa hotel. Sabang memerlukan penambahan hunian berupa hotel dengan jumlah kamar yang memadai disertai dengan fasilitas dan pelayanan hotel berbintang. Hotel yang berkualitas sangat berhubungan dengan tingkat kenyamanan dan ketertarikan wisatawan untuk mengunjungi sebuah tempat wisata.
Salah satu contohnya adalah Bali. Bali menjadi destinasi wisata favorit dunia tidak hanya karena alamnya yang indah dan budayanya yang menarik. Melainkan adanya dukungan infrastuktur pariwisata yang memadai. INNA Group adalah BUMN yang pertama kali menginisiasi berdirinya hotel berbintang di Bali, hingga makin lama pariwisata di Bali tumbuh dan berkembang pesat. Saat ini Bali memiliki sejumlah hotel bertaraf internasional yang dibangun oleh investasi pihak swasta dan modal asing. Bali kini menjadi destinasi wisata andalan Indonesia bahkan salah satu destinasi wisata favorit dunia.
Wilayah yang cukup potensial di Sabang untuk pembangunan hotel ini adalah kawasan Lhok Weng yang terletak diantara Pantai Gapang dan Iboih. BPKS memiliki sekitar 20-30 hektar aera tanah di Lhok Weng yang langsung menghadap ke pantai. Lhok Weng cukup strategis untuk dibangun hotel dengan ketersediaan area yang cukup luas. Lhok Weng juga memiliki keindahan pantai yang tak kalah dengan Gapang dan Iboih.
Apabila pembangunan hotel berkualitas dengan jumlah hunian memadai di Lhok Weng dapat terealisasi, maka spot wisata di Sabang akan bertambah. Potensi pariwisata di Sabang akan semakin besar. Jumlah wisatawan yang mengunjungi Sabang juga berpotensi besar untuk terus meningkat.
Untuk itu berbagai infrastruktur dasar dan infrasturuktur pendukung harus segera dibangun di Sabang. Kita harapkan pariwisata di Sabang ‘naik kelas’, baik dari segi jumlah kunjungan maupun besaran nilai ekonominya.
Sabang juga memerlukan dukungan sarana transportasi laut yang perlu ditingkatkan kualitasnya demi kenyamanan wisatawan. Jika perlu, kita dapat mencoba mengatifkan kembali transportasi udara dengan menghidupkan kembali rute penerbangan.
Terhambatnya akselerasi pembangunan Sabang sebagai sebuah destinasi wisata unggulan di Aceh merupakan tanggung jawab BPKS sejak awal lembaga ini didirikan. Tidak ada rencana strategis maupun hasil dari rencana yang telah dirumuskan sebelumnya yang telah menghasilkan pembangunan signifikan bagi pembangunan Kawasan Sabang. Baik sebagai pelabuhan yang jadi pusat kegiatan ekonomi, maupun pembangunan di sektor pariwisata. Beberapa kali ganti kepemimpinan dalam tubuh BPKS, bahkan saat jumlah anggaran besar di masa-masa awal dibentuknya lembaga ini, tidak membuahkan hasil yang nyata dan berdampak.
Pemerintah Kota Sabang yang telah berganti sejak pasca tsunami hingga kini, juga belum mengupayakan sebuah kebijakan strategis dalam meningkatkan kelas Sabang sebagai destinasi wisata unggulan maupun sebaga daerah pelabuhan perdagangan bebas.
Salah satu intervensi strategis yang bisa dilakukan untuk penataan pembangunan Sabang bisa naik kelas adalah mengupayakan Kawasan Sabang masuk dalam proyek strategis nasional (PSN) dengan sumber dana APBN. Jika belum memungkinkan, setidaknya infrastuktur pariwisata bisa dikembangkan dengan mengusulkan program ke sejumlah kementrian terkait untuk mengalokasikan anggarannya ke Sabang. Untuk pembangunan infrastruktur pariwisata semisal hotel berbintang.
Dewan Kawasan Sabang (DKS) yang meliputi BPKS, Walikota Sabang dan Bupati Aceh Besar perlu meyakinkan masuknya investasi BUMN yang bergerak di sektor perhotelan agar mau membangun hotel berbintang di Sabang dalam upaya menambah jumlah kunjungan wisatawan dan mencitrakan Sabang bukan merupakan destinasi wisata low-budget. Segmentasi pariwisata low-budget, menengah hingga menengah-atas perlu didorong di Sabang agar jumlah perputaran uang yang dibawa oleh wisatawan meningkat. Dampaknya, saya beli wisatawan di Sabang akan membantu meningkatkan perekonomian masyarakat Kota Sabang.
Jabal Sab
Redaktur tinjauan.id