Strategis dan Mencerahkan!
No Result
View All Result
  • TINJAUAN.ID
  • News
  • Global
  • Politik
    • Nasional
    • Regional
    • Daerah
  • Ekonomi
  • Opini
  • Sejarah
  • Liputan Khusus
  • Editorial
  • Pojok Ekraf
  • TINJAUAN.ID
  • News
  • Global
  • Politik
    • Nasional
    • Regional
    • Daerah
  • Ekonomi
  • Opini
  • Sejarah
  • Liputan Khusus
  • Editorial
  • Pojok Ekraf
No Result
View All Result
Strategis dan Mencerahkan!
No Result
View All Result
Home Daerah

Jejak Millah Abraham di Aceh, Jaringan Lama yang Kembali Bangkit

TINJAUAN ID by TINJAUAN ID
November 18, 2025
Reading Time: 2 mins read
0
Jejak Millah Abraham di Aceh, Jaringan Lama yang Kembali Bangkit

Meski jumlah pengikut di Aceh terbilang kecil dan tidak agresif, potensi penyebaran ideologi Millah Abraham tetap menjadi ancaman laten.

Banda Aceh – Tim Terpadu Pengawasan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Pemerintah Aceh menemukan indikasi aktivitas aliran sesat Millah Abraham yang kembali muncul di sejumlah daerah.

Dalam pemantauan ke Kabupaten Bireuen dan Aceh Utara pada 10–11 November 2025, tim menemukan keterlibatan warga dalam jaringan lama yang telah lama dilarang oleh Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh.

Di Gampong Samuti Rayeuk, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, aparat mendapati seorang pria bernama Harun Ar Rasyid (60) bersama anaknya Mercusuar (27) yang disebut aktif menyebarkan ajaran Millah Abraham.

Keduanya tinggal di rumah sewa sederhana dan dikenal tertutup oleh warga. Menurut keterangan Geuchik setempat, Muntasir, Harun jarang berbaur dan tidak pernah terlihat di meunasah.

“Dia tidak pernah ikut kegiatan sosial. Hidupnya tertutup, anak-anaknya pun belajar di rumah secara online,” ujar Muntasir kepada Timdu.

Harun disebut sebagai Imam II kelompok Millah Abraham di Aceh, sementara anaknya Mercusuar berperan sebagai sekretaris dan perekrut anggota. Dari rumah mereka, petugas menemukan tiga unit laptop yang diduga digunakan untuk kegiatan kelompok, dirumahnya juga terpasang perangkat wifi.

Setiap anggota yang mengikuti pertemuan dilaporkan menerima uang saku sebesar Rp300 ribu, sementara jumlah pengikut yang semula disebut hanya puluhan kini berkembang hingga ribuan di seluruh Indonesia.

Nazari A. Djalil : Kasus di Aceh Utara

Sehari kemudian, Timdu melanjutkan pemantauan ke Kabupaten Aceh Utara. Di sana, muncul nama Nazari A. Djalil, warga Gampong Bintang Hu, Kecamatan Tanah Jambo Aye, yang juga diduga kuat menjadi pengikut ajaran tersebut.

Menurut keterangan Plt. Kabid Wasnas Kesbangpol Aceh Utara, Hery Sofia Darma, S.Sos., M.A.P., Nazari dikenal keras dalam mempertahankan keyakinannya dan gemar berdebat dengan siapa pun yang menentang ajarannya.

“Salah satu staf di KUA Tanah Jambo Aye sudah pernah melakukan pembinaan, tapi Nazari malah menantang berdebat soal tauhid,” ungkap Hery kepada Timdu.

Nazari diamankan bersama beberapa pengikutnya di teras Masjid Al-Hanafiah, sebuah masjid pribadi milik keluarga pengusaha otomotif setempat. Meski sempat dibina, ia tetap menolak untuk meninggalkan ajaran tersebut.

Keluarganya kini masih tinggal di Aceh Utara dan mendapat pengawasan dari aparat serta jaminan keamanan dari Geuchik. Situasi di lapangan dinyatakan kondusif, meski masyarakat masih waspada.

Berdasarkan fakta, Millah Abraham merupakan metamorfosis dari Al-Qiyadah Al-Islamiyah, kelompok yang didirikan oleh Ahmad Mushaddeq di Depok dan sempat menghebohkan Indonesia pada tahun 2007.

Ajaran ini menggabungkan unsur Islam, Kristen, dan Yahudi, serta mengklaim memiliki “nabi baru” setelah Nabi Muhammad SAW.

MPU Aceh menegaskan bahwa kelompok ini sesat dan menyesatkan, karena :

1. Mengubah lafaz syahadat,

2. Mengingkari rukun Islam, dan

3. Tidak mengakui Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir.

Meski begitu, jaringan ini kini beradaptasi dengan metode baru, tertutup, personal, dan berbasis daring, sehingga sulit terdeteksi oleh aparat.

Timdu Pengawasan Ormas menilai pentingnya pelibatan MPU dalam setiap rapat Forum PAKEM (Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Keagamaan dalam Masyarakat) agar pencegahan dapat dilakukan melalui jalur dakwah dan edukasi.

“Para ulama bisa menjelaskan langsung kepada masyarakat tentang bahaya ajaran menyimpang, agar tidak mudah terpengaruh oleh propaganda ideologis”.

Meski jumlah pengikut di Aceh terbilang kecil dan tidak agresif, potensi penyebaran ideologi Millah Abraham tetap menjadi ancaman laten. Apalagi, Aceh adalah wilayah yang menjunjung pelaksanaan syariat Islam dan memiliki basis keulamaan yang kuat.

“Ini bukan hanya soal akidah, tapi juga soal ketahanan sosial dan ideologi bangsa”.

Langkah deteksi dini, pengawasan terpadu, dan pembinaan berkelanjutan dinilai sebagai kunci utama untuk mencegah tumbuhnya paham menyimpang di Tanah Rencong.[]

Tags: AcehAliran sesatMillah Abraham
ShareTweetSendShare

Related Posts

Cerita Korban Banjir Aceh di Cot Ara: Harapan pada Sawah yang Terkubur Lumpur
Daerah

Cerita Korban Banjir Aceh di Cot Ara: Harapan pada Sawah yang Terkubur Lumpur

December 19, 2025
Pemadaman Listrik Berkepanjangan di Aceh, Warga Sebut Pelanggaran Hak Rakyat
Daerah

Pemadaman Listrik Berkepanjangan di Aceh, Warga Sebut Pelanggaran Hak Rakyat

December 17, 2025
YARA Desak Presiden Bentuk Kembali BRR Tangani Bencana Banjir Aceh, Sumut, dan Sumbar
Daerah

YARA Desak Presiden Bentuk Kembali BRR Tangani Bencana Banjir Aceh, Sumut, dan Sumbar

December 14, 2025
Penanganan Bencana Lambat di Aceh Bisa Picu Ideologi Perlawanan
Daerah

Penanganan Bencana Lambat di Aceh Bisa Picu Ideologi Perlawanan

December 14, 2025
Asosiasi Pengacara Syariah Indonesia Menyalurkan Bantuan Bencana Banjir Sumatera
Daerah

Asosiasi Pengacara Syariah Indonesia Menyalurkan Bantuan Bencana Banjir Sumatera

December 14, 2025
Aliansi Rakyat Aceh (ARAH) Sesalkan Sikap Pemerintah Pusat Terkait Izin Bantuan Internasional
Daerah

Aliansi Rakyat Aceh (ARAH) Sesalkan Sikap Pemerintah Pusat Terkait Izin Bantuan Internasional

December 6, 2025
Next Post
IKAMANSA 2025–2030 Dikukuhkan, Alumni Dorong Penguatan MAN 1 Banda Aceh

IKAMANSA 2025–2030 Dikukuhkan, Alumni Dorong Penguatan MAN 1 Banda Aceh

Tampilkan Seni Islam yang Inklusif, Tunarungu dan Tunanetra Jadi Bagian Penting Event Art Salam 2025 ISBI Aceh

Tampilkan Seni Islam yang Inklusif, Tunarungu dan Tunanetra Jadi Bagian Penting Event Art Salam 2025 ISBI Aceh

Discussion about this post

Recommended Stories

Dinsos Aceh Gelar Temu Penguatan Anak Dan Rayakan HUT RI-78 di Langsa

July 6, 2025
Gaza dan Dukha tak Tertahan

Demosida Gaza, “Dukha” Tak Tertahan

July 25, 2025
Muda Seudang Pijay: Polres Harus Usut Tuntas Dugaan Kekerasan oleh Wakil Bupati

Muda Seudang Pijay: Polres Harus Usut Tuntas Dugaan Kekerasan oleh Wakil Bupati

October 30, 2025

Popular Stories

  • Tingkat Pengangguran Usia Muda Tinggi, Indonesia Berjuang Ciptakan Lapangan Kerja

    Prabowo Segera Bentuk Tim Reformasi Polri, Bentuk Juga Komisi Investigasi Insiden Agustus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaji PPPK Aceh Macet Hampir 4 Bulan, Ribuan ASN Hidup dengan Utang Karena APBA-P Tak Kunjung Jelas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kritik Kosong tentang Ulama Dayah Adalah Opini yang Tak Perlu Ditulis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tak Kunjung Dapat Kerja di Aceh, Hendra Nekat Merantau ke Australia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Review Laporan Keuangan Bank Aceh Syariah (I) ; Triliunan Dana Diinvestasikan ke Luar Aceh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • TINJAUAN.ID
  • Pedoman Media Siber
Email: redaksi.tinjauan@gmail.com

© 2025 Tinjauan.ID - Strategis dan Mencerahkan!

No Result
View All Result
  • TINJAUAN.ID
  • News
  • Daerah
  • Nasional
  • Dunia
  • Ekonomi
  • Politik
  • Opini
  • Sejarah
  • Editorial
  • Pojok Ekraf
  • Contact Us

© 2025 Tinjauan.ID - Strategis dan Mencerahkan!

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?