Cokbang adalah unit usaha unggulan dari Koperasi Produsen Kakao Jaya Mandiri yang berfokus pada pengolahan biji kakao asli Sabang menjadi cokelat berkualitas tinggi. Produk ekonomi kreatif berbasis kuliner ini telah menjadi andalan Sabang.
SABANG — Cokbang atau Coklat Sabang kini menjadi salah satu oleh-oleh favorit wisatawan yang berkunjung ke Kota Sabang.
Produk olahan kakao lokal ini bukan hanya dikenal karena cita rasanya yang khas, tetapi juga karena kisah perjuangan masyarakat di balik proses pembuatannya.
Pemilik Usaha Cokbang, Melan Deta Diansyah, mengatakan semangat menghadirkan Cokbang berawal dari keinginan untuk mengangkat nama kakao Sabang agar dikenal lebih luas.
“Kami ingin nama Sabang naik lewat kakao, karena kakao bisa mengharumkan daerah, dan sebaliknya nama daerah juga bisa mengangkat nilai kakao itu sendiri,” ujarnya saat ditemui di galeri Cokbang berlokasi di berlokasi di Jalan Aneuk Laot–Paya Seunara, Gampong Aneuk Laot, Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang, Sabtu (8/11/2025).
Cokbang adalah unit usaha unggulan dari Koperasi Produsen Kakao Jaya Mandiri yang berfokus pada pengolahan biji kakao asli Sabang menjadi cokelat berkualitas tinggi. Produk ekonomi kreatif berbasis kuliner ini telah menjadi andalan Sabang.
Produk ini berawal dari pelatihan pengolahan kakao yang digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sabang pada masa pandemi tahun 2020–2021.
Saat itu, peserta pelatihan diajarkan cara mengolah biji kakao menjadi cokelat dengan peralatan lengkap. Namun, setelah pelatihan selesai, Melan dan rekan-rekannya bertekad untuk tetap melanjutkan usaha tersebut.
“Kami coba bikin sendiri dengan alat sederhana pakai blender dan teflon untuk menggongseng. Tujuannya sederhana, supaya harga kakao di Sabang bisa naik,” katanya.
Dari dapur rumahan itu, lahirlah produk perdana Cokbang yang kini tumbuh menjadi kebanggaan warga setempat.
Perjalanan Cokbang tidak selalu mudah. Namun, seiring waktu, usaha ini mendapat perhatian dari Bank Indonesia (BI) Perwakilan Aceh yang kemudian memberikan bantuan mesin dan peralatan modern.
Berkat dukungan itu, Cokbang kini mampu memproduksi hingga 40 kilogram cokelat per minggu.

Keunggulan utama produk Cokbang terletak pada bahan bakunya, yaitu biji kakao Sabang. Berdasarkan hasil uji laboratorium, kadar lemak kakao Sabang mencapai 52,15 persen, jauh di atas rata-rata nasional yang hanya 30–40 persen.
“Kadar lemaknya tinggi, jadi rasanya tidak sepahit kakao lain. Ada aroma fruity yang khas,” jelas Melan.
Menurutnya, kondisi alam Sabang yang dikelilingi laut serta tanah vulkanik memberi pengaruh besar pada rasa dan kandungan mineral alami biji kakao tersebut.
Selain itu, kakao Sabang memiliki asam lemak bebas yang sangat rendah, hanya 1,2 persen. Angka itu jauh di bawah rata-rata nasional 1,75 persen, sehingga bijinya bisa disimpan hingga empat tahun tanpa berjamur. “Kalau kakao biasa, tiga bulan saja sudah berbubuk,” ujarnya.
Kehadiran Cokbang juga berdampak langsung bagi petani kakao di Sabang. Sebelum ada Cokbang, harga biji kakao hanya Rp13.000–Rp16.000 per kilogram.
Melan bersama rekan-rekannya berinisiatif membeli dari petani dengan harga lebih tinggi, yaitu Rp50.000 per kilogram untuk biji berkualitas. Kini, harga di tingkat pengepul mencapai Rp30.000, sementara Cokbang membeli hingga Rp70.000 untuk biji fermentasi terang, dan Rp150.000 untuk biji fermentasi gelap.
“Waktu salah satu pengusaha cokelat luar daerah mencicipi, dia bilang, ‘kok enak ya bijinya, unik!’ Dari situ muncul rasa percaya diri bahwa kakao Sabang memang istimewa,” kata Melan.
Cokbang kini dikenal sebagai produsen cokelat inovatif dengan 17 varian unggulan, mulai dari bubuk cokelat, teh cokelat, choco nibs, hingga cokelat batang dengan beragam rasa khas.
Selain memproduksi cokelat batang, Cokbang juga mengolah kulit biji kakao menjadi teh cokelat kaya antioksidan dan anti-aging. Produk ini dikemas dalam bentuk saset yang praktis, tinggal diseduh air hangat.
“Aromanya kuat, rasanya plain, tapi menyehatkan,” jelasnya.
Dengan beragam inovasi dan cita rasa khas, Cokbang kini menjadi ikon oleh-oleh khas Sabang yang menggugah selera sekaligus membanggakan hasil bumi lokal.
Setiap batang cokelat Cokbang tak hanya manis di lidah, tetapi juga menyimpan kisah tentang ketekunan, kreativitas, dan kebanggaan masyarakat Sabang terhadap tanahnya sendiri. (*)









Discussion about this post