Strategis dan Mencerahkan!
No Result
View All Result
  • TINJAUAN.ID
  • News
  • Global
  • Politik
    • Nasional
    • Regional
    • Daerah
  • Ekonomi
  • Opini
  • Sejarah
  • Oase
  • Liputan Khusus
  • Editorial
  • TINJAUAN.ID
  • News
  • Global
  • Politik
    • Nasional
    • Regional
    • Daerah
  • Ekonomi
  • Opini
  • Sejarah
  • Oase
  • Liputan Khusus
  • Editorial
No Result
View All Result
Strategis dan Mencerahkan!
No Result
View All Result
Home Sejarah

Bangunan Bersejarah yang Hilang di Kota Banda Aceh

TINJAUAN ID by TINJAUAN ID
October 8, 2025
Reading Time: 2 mins read
0
Bangunan Bersejarah yang Hilang di Kota Banda Aceh

Kediaman Gubernur Jenderal Belanda di Banda Aceh yang kini menjadi pendopo Gubernur Aceh.

Kota Banda Aceh sejak jaman kemerdekaan mengalami perkembangan pesat. Namun sayang, rencana pembangunan dan tata kota seolah kurang memperdulikan aspek sejarah dan budaya.

Kota Banda Aceh adalah salah satu kota tertua yang ada di Indonesia. Berdirinya kota ini ditandai dengan awal mula Kerajaan Aceh di tahun 1205 yang didirikan oleh Sultan Johan Syah.

Kota Banda Aceh selama ratusan tahun menjadi kota pelabuhan penting di Nusantara. Kapal-kapal dagang yang masuk ke wilayah Nusantara untuk berdagang dan membeli hasil alam berupa rempah-rempah, terlebih dulu singgah di Aceh.

Tak hanya pedagang Muslim dari Arab, Turki dan Gujarat, pedagang dan penjelajah asal Eropa juga turut menyinggahi Aceh. Banda Aceh digambarkan sebagai kota pelabuhan yang menjadi pusat perdagangan penting. Kota ini dibelah oleh sebuah sungai yang oleh penduduk lokal disebut dengan Krueng Aceh.

Di tengah-tengah kota terdapat Istana Kerajaan yang di dalamnya mengalir sungai buatan yang dikenal dengan nama Krueng Daroy. Sungai ini dibuat mengalir melintasi istana dan bersambung alirannya dengan Krueng Aceh.

Masjid Raya Baiturrahman.

Ketika Aceh takluk oleh kolonial Belanda di tahun 1873, Kota Banda Aceh tidak banyak mengalami perubahan. Posisi sentral kota ini adalah Masjid Raya Baiturrahman yang setelah luluh lantak oleh perang, dibangun kembali oleh pemerintah kolonial Belanda dengan gaya Timur Tengah yang menggunakan kubah. Lokasi pembangunan bangunan masjid ini dibangun di lokasi yang sama.

Sementara itu, tapal bekas istana Kerajaan Aceh seperti tak berbekas. Namun Belanda membangun kompleks rumah Gubernur Jenderal di bekas istana tersebut. Hari ini bangunan tersebut menjadi pendopo Gubernur Aceh.

Kota Banda Aceh sejak jaman kemerdekaan mengalami perkembangan pesat. Namun sayang, rencana pembangunan dan tata kota seolah kurang memperdulikan aspek sejarah dan budaya.

Kota tua yang berada di sekitar Masjid Raya Baiturrahman hingga ke pendopo dan komplek makam raja-raja, kompleks kuburan Belanda Kerkhof dan sekitar Pasar Aceh, banyak bangunan yang telah berubah.

Di sekitaran Masjid Raya Baiturrahman dulunya terdapat jalanan kota yang berhamburan dengan taman-taman yang tertata dengan rapi dan indah. Terdapat pohon Asam yang berdiri megah di pinggiran jalan di sepanjang jalan. Nuansa jalan dan taman ini hampir mirip dengan Bogor dan Bandung di Pulau Jawa.

Hotel Koeta Radja, Banda Aceh, 1910. Setelah kemerdekaan berubah nama menjadi Hotel Atjeh.

Salah satu bangunan peninggalan sejarah yang punya arti besar dalam sejarah Aceh adalah Hotel Atjeh. Hotel Atjeh terletak tak jauh dari Masjid Raya Baiturrahman.

Bangunan hotel ini telah ada sejak jaman kolonial. Hanya saja kini bangunannya telah dirobohkan dan rencananya ingin dibangun hotel baru, walaupun rencana itu tidak wujud sampai sekarang.

Hotel Atjeh adalah bangunan bersejarah bukan hanya pada masa kolonial. Bangunan kolonial ini punya arti penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Soekarno pernah berkunjung ke hotel ini dan bertemu Teungku Muhammad Daud Beureueh, tokoh Aceh, meminta agar Aceh mau bergabung dengan negara Indonesia.

Selain SMA 1 Banda Aceh, gedung kantor Bank Indonesia yang terletak di pinggiran Krueng Aceh adalah peninggalan kolonial yang masih terjaga dan terawat dengan baik.

Sebagai warga kota yang sadar sejarah, kita tentu berharap agar bangunan bersejarah, termasuk peninggalan kolonial Belanda di Banda Aceh tetap terjaga dan terawat agar lestari.

Jika perlu, dilakukan penataan ulang dan pembuatan replika bangunan bersejarah yang telah hilang.

Ke depan, bangunan bersejarah ini harus dilestarikan, jangan sampai hilang seperti bangunan-bangunan lain yang kini sudah tidak ada.

Jabal Sab

Tags: kawasan bersejarahKota Banda AcehSejarah
ShareTweetSendShare

Related Posts

Emas Berdarah: Kisah Pencari Emas dari Perancis Yang Terbunuh di Hutan Aceh
Sejarah

Emas Berdarah: Kisah Pencari Emas dari Perancis Yang Terbunuh di Hutan Aceh

October 14, 2025
Kedai Kopi Pertama di Aceh: Antara Pengaruh Ottoman dan Budaya Perantauan Tionghoa
Daerah

Sejarah Kopi Ulee Kareng, Lam Ateuk dan Budaya Ngopi di Banda Aceh

October 13, 2025
Ali Moertopo dan Peran Militer dalam Politik Indonesia (I)
Politik

Ali Moertopo dan Operasi Khusus (Opsus) di Masa Orde Baru

October 4, 2025
Hasan Tiro Disebut Pernah Terlibat dengan CIA dalam Sebuah Dokumen
News

Hasan Tiro Disebut Pernah Terlibat dengan CIA dalam Sebuah Dokumen

September 28, 2025
Daud Beureueh: dari Rekognisi ke Rekonsiliasi
Opini

Daud Beureueh: dari Rekognisi ke Rekonsiliasi

September 13, 2025
KH. Idham Chalid: Sosok Ulama Politisi yang Hidup Sederhana, Pernah Jadi Ketua DPR-RI Termiskin
Oase

KH. Idham Chalid: Sosok Ulama Politisi yang Hidup Sederhana, Pernah Jadi Ketua DPR-RI Termiskin

August 27, 2025
Next Post
Pegawai PPPK Berharap Gaji Segera Dibayar setelah APBA-P Disahkan

Permendagri 14 Tahun 2025 Tegaskan Keadilan dan Kesetaraan Dalam Pemberian TPP ASN

PC RTA Aceh Barat Daya Dilantik, Tgk. Miswar Serukan Gerakan di Tengah Masyarakat

PC RTA Aceh Barat Daya Dilantik, Tgk. Miswar Serukan Gerakan di Tengah Masyarakat

Discussion about this post

Recommended Stories

Jubir KPA Pusat Zakaria M Yacob: Dua Dekade Damai Aceh Harus Menjadi Pilar Keadilan dan Kesejahteraan yang Merata

Jubir KPA Pusat Zakaria M Yacob: Dua Dekade Damai Aceh Harus Menjadi Pilar Keadilan dan Kesejahteraan yang Merata

August 15, 2025
Tingkat Pengangguran Usia Muda Tinggi, Indonesia Berjuang Ciptakan Lapangan Kerja

Tingkat Pengangguran Usia Muda Tinggi, Indonesia Berjuang Ciptakan Lapangan Kerja

July 18, 2025
Daud Beureueh: dari Rekognisi ke Rekonsiliasi

Hipotesis Peristiwa Proklamasi

August 18, 2025

Popular Stories

  • Tingkat Pengangguran Usia Muda Tinggi, Indonesia Berjuang Ciptakan Lapangan Kerja

    Prabowo Segera Bentuk Tim Reformasi Polri, Bentuk Juga Komisi Investigasi Insiden Agustus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kritik Kosong tentang Ulama Dayah Adalah Opini yang Tak Perlu Ditulis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tak Kunjung Dapat Kerja di Aceh, Hendra Nekat Merantau ke Australia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Review Laporan Keuangan Bank Aceh Syariah (I) ; Triliunan Dana Diinvestasikan ke Luar Aceh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari ini Presiden Prabowo akan Reshuffle Kabinet, Beredar Sejumlah Nama Menteri Baru

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • TINJAUAN.ID
  • Pedoman Media Siber
Email: redaksi.tinjauan@gmail.com

© 2025 Tinjauan.ID - Strategis dan Mencerahkan!

No Result
View All Result
  • TINJAUAN.ID
  • News
  • Daerah
  • Nasional
  • Dunia
  • Ekonomi
  • Politik
  • Opini
  • Oase
  • Sejarah
  • Contact Us

© 2025 Tinjauan.ID - Strategis dan Mencerahkan!

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?