Strategis dan Mencerahkan!
No Result
View All Result
  • TINJAUAN.ID
  • News
  • Global
  • Politik
    • Nasional
    • Regional
    • Daerah
  • Ekonomi
  • Opini
  • Sejarah
  • Oase
  • Liputan Khusus
  • Editorial
  • TINJAUAN.ID
  • News
  • Global
  • Politik
    • Nasional
    • Regional
    • Daerah
  • Ekonomi
  • Opini
  • Sejarah
  • Oase
  • Liputan Khusus
  • Editorial
No Result
View All Result
Strategis dan Mencerahkan!
No Result
View All Result
Home Opini

Ketika Opini “Masih Adakah Ulama Alumni Dayah” Memasuki Wilayah Kebenaran Baru

TINJAUAN ID by TINJAUAN ID
August 5, 2025
Reading Time: 3 mins read
0
Ketika Opini “Masih Adakah Ulama Alumni Dayah” Memasuki Wilayah Kebenaran Baru

Sebagai bagian dari komunitas dayah dan akademisi yang aktif meneliti perkembangan institusi ini, saya merasa perlu memberikan beberapa catatan penyeimbang demi memperkaya wacana, bukan untuk membantah secara konfrontatif.

Oleh: Dr. Tgk. Saiful Bahri, MA*

Dalam sebuah diskusi publik, Prof. Dr. (H.C.) Dahlan Iskan pernah menjelaskan secara jernih tentang pergeseran makna “kebenaran” di era media modern.

Ia membedakan antara kebenaran lama dan kebenaran baru. Kebenaran lama dibangun di atas fondasi fakta, data, dan realitas objektif. Sedangkan kebenaran baru terbentuk dari persepsi yang dibingkai dan digandakan melalui media hingga diyakini sebagai fakta oleh khalayak.

Penjelasan ini sangat relevan untuk kita renungkan dalam menyikapi berbagai opini yang beredar di ruang publik, termasuk opini berjudul “Masih Adakah Ulama Alumni Dayah?” yang ditulis oleh saudara Muhibuddin pada 31 Juli 2025 lalu.

Tulisan tersebut menyajikan sejumlah pernyataan yang mencerminkan bentuk kebenaran baru sebagaimana yang dijelaskan oleh Dahlan Iskan: mencoba membangun kesimpulan besar melalui persepsi pribadi, namun tidak didukung dengan data atau kajian akademik yang memadai.

Sebagai bagian dari komunitas dayah dan akademisi yang aktif meneliti perkembangan institusi ini, saya merasa perlu memberikan beberapa catatan penyeimbang demi memperkaya wacana, bukan untuk membantah secara konfrontatif.

Pernyataan bahwa ulama alumni dayah semakin “tidak dikenal” atau bahkan “hilang dari ruang publik” menurut hemat saya adalah bentuk kekhawatiran yang sah, namun sayangnya tidak akurat.

Jika kita mengamati secara utuh, Aceh hari ini memiliki lebih dari 1.300 dayah aktif yang menjadi ruang lahir dan tumbuhnya generasi ulama baru. Bahkan beberapa dayah telah mengembangkan Ma’had Aly, sebuah jenjang pendidikan tinggi keislaman berbasis kitab kuning yang ijazahnya kini diakui negara.

Alumni dayah kini tidak hanya berkiprah sebagai pengasuh pesantren atau da’i, tetapi juga menjabat sebagai dosen, peneliti, konsultan syariah, politisi, bahkan pimpinan lembaga negara.

Tokoh seperti Abuya Prof. Dr. Tgk. H. Muhibbuddin Waly al-Khalidy merupakan contoh nyata ulama dayah yang bertransformasi menjadi intelektual Islam modern, tanpa kehilangan akar tradisinya.

Kritik terhadap perkembangan dunia dayah tentu diperbolehkan dan bahkan diperlukan. Namun kritik yang produktif harus dibangun dengan pendekatan ilmiah dan penuh tanggung jawab.

Ketika sebuah opini disampaikan ke ruang publik, apalagi disiarkan melalui media massa, maka ia memiliki kekuatan membentuk persepsi sosial. Maka seyogianya, opini tersebut berangkat dari data yang jelas, pengalaman lapangan, atau minimal dari proses telaah pustaka yang dapat dipertanggungjawabkan.

Saya percaya, penulis seperti saudara Muhibuddin memiliki niat baik untuk memantik perbincangan tentang peran ulama dalam masyarakat modern. Namun akan lebih bijak jika kegelisahan itu diungkapkan melalui pertanyaan yang membuka diskusi, bukan kesimpulan yang tampak mengeneralisir.

Karena jika tidak, kita khawatir pembaca akan terbawa pada narasi pesimistis terhadap institusi keulamaan dan pendidikan Islam yang justru masih hidup dan berkontribusi besar di tengah masyarakat.

Dayah adalah lembaga pendidikan yang telah terbukti menjaga warisan keilmuan Islam selama berabad-abad. Ia bukan hanya tempat belajar, tapi juga pusat pembinaan moral, akhlak, dan kepemimpinan umat.

Dalam konteks hari ini, tantangan yang dihadapi oleh dayah dan para alumninya tentu jauh lebih kompleks. Maka sangat penting bagi kita untuk memperkuat kolaborasi antara ulama, akademisi, pemerintah, dan masyarakat sipil dalam mendorong peran dayah yang adaptif dan berdaya saing tinggi.

Alih-alih meragukan eksistensi ulama alumni dayah, akan lebih produktif bila kita menanyakan: apa yang bisa kita lakukan untuk mendukung regenerasi ulama yang kredibel dan kontekstual? Pertanyaan semacam ini akan mendorong kita ke arah solusi, bukan sekadar membenamkan diri dalam kekecewaan atau persepsi sempit.

Saya menilai bahwa opini yang disampaikan oleh saudara Muhibuddin dapat menjadi awal diskusi yang bermanfaat, asal tidak berhenti pada klaim perseptif semata. Mari bersama-sama kita jaga keberimbangan dalam menilai peran ulama dan lembaga dayah, dengan tetap menjunjung tinggi objektivitas, etika keilmuan, dan semangat membangun.

Sebagaimana yang sering saya sampaikan kepada para santri dan mahasiswa: “Jadilah pencinta ilmu yang kritis, bukan hanya terhadap orang lain, tapi juga terhadap diri sendiri dalam menyampaikan kebenaran.”

*Penulis adalah Peneliti Dayah Aceh dan Dosen Program Magister Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, UNISAI Samalanga.

Tags: AcehDayahinstitusi pendidikan Islam
ShareTweetSendShare

Related Posts

Kedai Kopi Pertama di Aceh: Antara Pengaruh Ottoman dan Budaya Perantauan Tionghoa
Daerah

Sejarah Kopi Ulee Kareng, Lam Ateuk dan Budaya Ngopi di Banda Aceh

October 13, 2025
Menatap Aceh dari Halaman Depan
Ekonomi

Menatap Aceh dari Halaman Depan

October 7, 2025
Burkina Faso, Tambang Rakyat Aceh, Mualem dan Ibrahim Traore.
Daerah

Burkina Faso, Tambang Rakyat Aceh, Mualem dan Ibrahim Traore

September 28, 2025
Agama dan Kecemasan: Memulihkan Esensi dan Meluruskan Pemahaman Keliru
Oase

Agama dan Kecemasan: Memulihkan Esensi dan Meluruskan Pemahaman Keliru

September 23, 2025
Abu Sibreh dan Politik Rekognisi Dayah: Menggugat Jawa-Sentrisme Pendidikan Islam
Daerah

Abu Sibreh dan Politik Rekognisi Dayah: Menggugat Jawa-Sentrisme Pendidikan Islam

September 23, 2025
Banda Aceh Perlu Sistem, Bukan Sekadar Janji Populis Sedot Tinja Gratis
Opini

Banda Aceh Perlu Sistem, Bukan Sekadar Janji Populis Sedot Tinja Gratis

September 22, 2025
Next Post
Diduga Terlibat Terorisme, Dua ASN di Aceh Ditangkap Densus 88

Diduga Terlibat Terorisme, Dua ASN di Aceh Ditangkap Densus 88

Alja Yusnadi: Pendirian Perseroda di Aceh Selatan Mampu Tingkatkan PAD dan Perekonomian Daerah

Alja Yusnadi: Pendirian Perseroda di Aceh Selatan Mampu Tingkatkan PAD dan Perekonomian Daerah

Discussion about this post

Recommended Stories

Tu Sop Jeunieb Terpilih Kembali sebagai Ketua Umum PB HUDA Periode 2023-2028

July 6, 2025
Kunjungi BPKP, Syech Muharram Ingin Perkuat Pengawasan Pembangunan di Aceh Besar

Kunjungi BPKP, Syech Muharram Ingin Perkuat Pengawasan Pembangunan di Aceh Besar

September 15, 2025
Diskusi Dua Dekade Damai Aceh: Revisi UUPA untuk Kesejahteraan dan Keadilan

Diskusi Dua Dekade Damai Aceh: Revisi UUPA untuk Kesejahteraan dan Keadilan

August 12, 2025

Popular Stories

  • Tingkat Pengangguran Usia Muda Tinggi, Indonesia Berjuang Ciptakan Lapangan Kerja

    Prabowo Segera Bentuk Tim Reformasi Polri, Bentuk Juga Komisi Investigasi Insiden Agustus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kritik Kosong tentang Ulama Dayah Adalah Opini yang Tak Perlu Ditulis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tak Kunjung Dapat Kerja di Aceh, Hendra Nekat Merantau ke Australia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Review Laporan Keuangan Bank Aceh Syariah (I) ; Triliunan Dana Diinvestasikan ke Luar Aceh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari ini Presiden Prabowo akan Reshuffle Kabinet, Beredar Sejumlah Nama Menteri Baru

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • TINJAUAN.ID
  • Pedoman Media Siber
Email: redaksi.tinjauan@gmail.com

© 2025 Tinjauan.ID - Strategis dan Mencerahkan!

No Result
View All Result
  • TINJAUAN.ID
  • News
  • Daerah
  • Nasional
  • Dunia
  • Ekonomi
  • Politik
  • Opini
  • Oase
  • Sejarah
  • Contact Us

© 2025 Tinjauan.ID - Strategis dan Mencerahkan!

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?