Beijing – Perekonomian nasional China mengalami penurunan pada tahun 2022, dengan pertumbuhan sebesar 3 persen dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 8,4 persen. Data dari biro statistik setempat menunjukkan bahwa produk domestik bruto China pada tahun 2022 mencapai 121 triliun yuan. Penurunan ini disebabkan oleh serangkaian penguncian wilayah yang dilakukan otoritas negara, terutama di kota-kota metropolitan seperti Shanghai, Beijing, dan Guangzhou yang merupakan penopang utama perekonomian.
Walaupun demikian, para analis memprediksi bahwa ekonomi China akan membaik pada Januari 2023, dengan pertumbuhan yang diproyeksikan mencapai 5 persen. Hal ini didukung oleh penguatan daya beli masyarakat selama musim libur Tahun Baru Imlek yang akan berlangsung hingga pertengahan Februari mendatang. Pemerintah China juga telah mengeluarkan serangkaian kebijakan baru pada Desember 2022 dan Januari 2023 untuk meredakan penguncian wilayah dan melonggarkan protokol kesehatan anti-pandemi COVID-19, yang diharapkan dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Prediksi ini juga didukung oleh Dana Moneter Internasional (IMF) yang sebelumnya sudah memprediksi pertumbuhan ekonomi China pada 2022 akan lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Namun, dengan kebijakan baru yang dikeluarkan pemerintah dan penguatan daya beli masyarakat, para analis yakin bahwa ekonomi China akan kembali pulih dan meningkat pada tahun 2023.