Gibran Rakabuming dalam debat calon wakil presiden sesi pertama tampil melampaui ekspektasi publik. Putra Presiden Jokowi ini berbicara tentang berbagai hal: mulai dari membangun kecakapan kecerdasan buatan (artificial intelligence), melanjutkan rencana pemindahan ibu kota, dan menjadikan Indonesia terdepan dalam energi ramah lingkungan (green energy) dalam debat pemilunya.
Gibran berhadapan dengan dua calon wakil presiden yang bersaing: Mohammad Mahfud MD, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, dalam acara berdurasi hampir tiga jam. Debat ini merupakan debat kedua dari lima debat yang direncanakan oleh KPU menjelang pemilu tanggal 14 Februari, dengan fokus pada topik ekonomi dan merupakan lanjutan dari debat pertama pada awal bulan ini yang menampilkan tiga calon presiden.
“Untuk mewujudkan Indonesia emas, kita membutuhkan generasi emas,” kata Gibran tentang visi yang disampaikan ketiga tiket Indonesia Maju di hari jadinya yang ke-100 tahun 2045. Gibran melanjutkan, talenta masa depan harus disiapkan dengan bekal skill untuk menjadikan tantangan masa depan menjadi peluang.
“Kita harus mampu mengubah tantangan masa depan menjadi peluang masa depan. Kita membutuhkan talenta-talenta masa depan yang dibekali dengan skill masa depan,” kata Gibran. Lanjutnya, “kami akan mempersiapkan generasi muda yang ahli di bidang kecerdasan buatan, blockchain, robotika, perbankan syariah, dan kripto,” terang Gibran.
Mencoba menjawab ekspektasi publik yang semula menganggap remeh kemampuannya, khususnya dalam debat publik, Gibran memaparkan dengan baik platform kebijakan ekonominya dan calon presiden Prabowo Subianto dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dengan lancar, menunjukkan bahwa ia telah menguasai dengan akrab kebijakan-kebijakan ekonomi utama yang digagas Presiden Jokowi.
Gibran membela kebijakan Jokowi untuk memindahkan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke pulau Kalimantan sebagai tanggapan atas kritik yang diajukan Muhaimin dan menyebut rencana tersebut sebagai simbol transformasi negara. Gibran juga berbicara tentang dorongan berkelanjutan untuk industrialisasi sektor pertambangan dan pertanian sebagai bagian dari upaya menciptakan 19 juta lapangan kerja baru dan membantu Indonesia keluar dari perangkap negara-negara berpendapatan menengah menuju negara maju.
Gibran juga siap menjadikan Indonesia menjadi negara terdepan dalam energi hijau dengan memproduksi biodiesel dan bahan bakar hijau jet dari sawit dan bioetanol dari tanaman tebu. Ia juga menyebutkan rencana pembentukan badan khusus untuk meningkatkan pendapatan pajak dan rendahnya rasio pajak terhadap PDB.
Kelayakan Gibran sebagai calon wakil presiden telah mendapat sorotan sejak Prabowo menunjuk walikota Solo berusia 36 tahun ini sebagai pasangannya. Hal ini menyusul putusan pada bulan Oktober oleh Mahkamah Konstitusi, yang melonggarkan batasan usia calon presiden dan wakil presiden pada pemilu bulan Februari.
Namun demikian, menampik berbagai pernyataan yang meragukan kapabilitasnya, pemilihan Gibran sebagai pasangan calon wakil presiden tampaknya merupakan langkah yang baik Hal ini dapat dilihat dari jajak pendapat terbaru yang menunjukkan bahwa ia memperoleh keunggulan dibandingkan dua pesaingnya: mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan.
Kehadiran Gibran dan adiknya di kubu Prabowo dinilai sebagai tanda pasti dukungan Jokowi terhadap Prabowo. Hal ini terjadi meskipun presiden masih menahan diri untuk tidak menyatakan dukungannya secara terbuka. Presiden Jokowi tetap sangat populer di tahun terakhir masa jabatannya. Peringkat dukungannya yang tinggi secara konsisten dipandang berkontribusi terhadap meningkatnya popularitas Prabowo.
Dalam debat Cawapres perdana, Mahfud mengutip target ambisius bersama Ganjar; yaitu pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar tujuh persen. Mahfud juga menekankan pemberantasan korupsi untuk mencapai tujuan tersebut, dan mengatakan bahwa praktik korupsi yang merajalela telah menghambat investasi dan menghambat potensi pertumbuhan Indonesia. Ia membacakan daftar 21 agenda utama Ganjar dan Mahfud, termasuk penciptaan 15 juta lapangan kerja baru, dukungan pembiayaan bagi usaha mikro dan kecil, dan pemberian beasiswa bagi rumah tangga berpendapatan rendah.
Muhaimin mengulangi kritik Anies terhadap rencana pemindahan ibu kota Jokowi, dengan mengatakan bahwa uang tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan yang lebih mendesak, seperti pembangunan sekolah di Kalimantan. Namun Muhaimin juga menyinggung target ambisius membangun 40 kota baru di seluruh Indonesia tanpa menjelaskan rencana tersebut secara detail.
Debat Berpotensi Pengaruhi Preferensi Pemilih
Performa Gibran yang diluar perkiraan publik ini setidaknya memberi dampak bagi perubahan sentimen publik terhadap pasangan calon presiden yang berkontestasi, dilihat dari percakapan publik di media sosial. Gibran yang tampil cukup baik dalam debat, kemungkinan besar berpengaruh terhadap alur pergeseran dukungan publik setelah pada debat presiden yang lalu, Prabowo harus berhadapan dengan serangan-serangan dari Capres Anies dan Ganjar.
Beberapa sesi debat Capres dan Cawapres yang akan berlangsung masih dapat berpotensi menentukan arah undecided voters untuk menentukan dukungan. Kita masih akan menunggu kejutan-kejutan yang muncul dalam proses debat nantinya.
Merujuk pada survei Litbang Kompas, massa mengambang atau mereka yang belum menentukan pilihan jelang hari pemilihan masih di atas 25 persen, jumlah pemilih yang tidak sedikit. Setidaknya, beberapa sesi debat ke depan akan menjadi panduan bagi publik untuk menentukan arah pilihannya di Pilpres 2024.
Performa Gibran dan kepiawaiannya pada debat Cawapres, selain memperkuat dukungan pemilih terhadap Prabowo, juga berpotensi mengalihkan dukungan swing voters untuk memilih pasangan Prabowo-Gibran.
Pasangan ini oleh sebagian pihak dianggap memainkan “kampanye gimmick” tanpa narasi politik yang berbasis gagasan. Prabowo kerap tampil dengan gerakan joget, menggunakan atribut gambar olahan kecerdasan buatan serta narasi populer dengan sebutan “gemoy”, yang dianggap sebagai strategi untuk meraup suara populis dan kalangan muda (milenial dan gen-z).
Namun paparan Gibran dalam debat yang tampak menguasai data, mampu menjelaskan program-programnya dengan lugas serta kemampuannya menjawab pertanyaaan Cawapres lain dengan baik, telah membalikkan anggapan ini. Gibran bukan hanya pelengkap, kini sorotan publik mengarah kepadanya. Kini ia benar-benar telah menjadi seorang politisi yang cakap dan handal.
Jabal Sab