Pada Mei 1970, saat itu sedang naik kemarau, Presiden Soeharto datang ke Aceh Utara untuk mengunjungi Pabrik Gula Cot Girek. Saat itu masyarakat Aceh sangat bangga dengan hadirnya pabrik tersebut.
Oleh: Zulfadli Kawom*
Pembangunan fisik pabrik gula Cot Girek selesai pada pertengahan bulan Agustus 1970 dan secara resmi dinyatakan siap dioperasikan. Pada hari Senin tanggal 31 Agustus 1970 jam 14.15 WIB yaitu saat dimulainya first trial run/giling percobaan pertama (start up) pabrik.
Waktu pembangunannya pabrik yang memiliki konsesi lahan hingga 7.000 hektar ini sangat lambat. Menghabiskan waktu hingga enam tahun. Hal ini disebabkan oleh rumitnya sumber pendanaan yang berkisar antara pembiayaan oleh Pemerintah RI atau BPU PPN Gula, dimana permasalahannya terletak pada sumber pendanaan ini. Pabrik baru bisa terselesaikan pada pertengahan tahun 1968. Padahal sudah dimulai pada tahun 1965 (pada masa Orde Lama).
Produksi gula kristal sebagai hasil pengolahan “PG Tjot Girek” dihasilkan pada tanggal 6 September 1970 jam 10.00 WIB dan masih belum sempurna karena bahan bakunya adalah tebu yang sudah diatas 14-15 bulan, sedangkan rendement pada hari hari pertama adalah 5,5 % dengan RQ = 66.
Pada Mei 1970, saat itu sedang naik kemarau, Presiden Soeharto datang ke Aceh Utara untuk mengunjungi Pabrik Gula Cot Girek. Saat itu masyarakat Aceh sangat bangga dengan hadirnya pabrik tersebut.
Banyak mimpi-mimpi indah dan angin syurga yang terhembus di Aceh jika pabrik ini nantinya mampu mandiri dan akan dapat menopang perekonomian Aceh khususnya Aceh Utara.
Makanya jangan heran, saat presiden akan berkunjung, ada dua sisi yang paling sibuk menghadapi kunjungan Presiden saat itu. Yang pertama adalah anak-anak sekolah, khususnya anak murid SD Se- Kecamatan Syamtalira Aron (saat itu satu kecamatan dengan Cot Girek).
Seminggu sebelum Presiden Suharto tiba, anak-anak sudah dilatih baris berbaris, bernyanyi dan rumah-rumah penduduk yang akan dilewati telah disulap dengan cat merah dan putih.
Dan yang tak kalah sibuk selain Pemerintah Daerah Tingkat Dua Aceh Utara, adalah pasukan pengawal Presiden Suharto. Ketika rombongan tiba dengan beberapa buah bis besar melewati jalan yang berpasir yang belum diaspal, tentu akan membuat debu mengebul kesana kemari, di sepanjang lintasan 15 KM dari Lhoksukon ke Cot Girek.
Beberapa upaya penyiraman dilakukan sebelum rombongan lewat, tapi tidak kuat menahan sengatan terik matahari sehingga jalan yang baru disiram air berkali-kali itu mengering lagi seketika.
Anak-anak Sekolah Dasar dengan menggunakan bendera yang terbuat dari bahan kertas manila melambai-lambai tangannya, seolah menyampaikan pesan selamat datang di daerah tersebut. Anak murid SD ditemani oleh gurunya menunggu berjam-jam.
Ternyata, Presiden Suharto sendiri tidak ada dalam rombongan itu, malah menggunakan helikopter dari kota Lhokseumawe atau dari Bandara Malikussaleh. Krueng Mane menuju Cot Girek ditempuh dalam waktu perjalanan selama 15 menit saja.
Presiden mendarat di dekat PG Cot Girek. Setelah acara singkat selesai, lalu Presiden Soeharto pulang mengikuti jalur dan prosedur saat kedatangannya.
Tangal 17 September 1970, PG Tjot Girek” diresmikan penggunaannya oleh Menko Ekuin Sri Sultan Hamengkobowono IX.
Struktur Manajemen Pabrik Gula Tjot Girek pada saat diresmikan adalah Ir Soedarsono (Pimpinan), TR Husein, (Asisten Pimpinan), AJ Wurangian (Kepala Instalasi), Marsandi (Kepala Bagian Instalasi), Sukirman BSc (Kepala Bagian Tekhnologi), JB Sidabutar (Kepala Bagian Umum), R Prajitno (Kepala Bagian Keuangan), Soemardjono (Sekretaris), R Bambang Oetoro (Kepala Bagian Tanaman), Karyono (Kasubag Tanaman), Ir Siswojo, (Kasubag Mekanisasi), Ir TM Joesoef (Kasubag Research), Kapten Memet R (Kasubag Drainage/Irigasi), Marsudi (Kasubag Angkutan), Moehtar Sjamaan (Kasie Kemotoran).
lr Sumarat (Kepala Bagian Teknik Sipil) sampai Juli 1970 – diganti dengan Dede Suwardi, Djamil Said BSc (Kasub Internal Control), M. Nur Machmud (Kepala Penyediaan/Pembelian Bahan Umum), R Siswandi (Kepala Penyediaan/Pembelian Bahan Instalasi/Pabrik).
Dr. THD Pandjaitan (Kepala Rumah Sakit), Ustadz Abdullah Hasan (Kasie Pendidikan Agama), M Nurdin (Kasie Personalia), Mayor S. Soedjono (Perwira Keamanan), Peltu Zakaria Amin (Wa Pa Keamanan), Zainuddin (Ka Perwakilan Kantor Medan), dan J Tanuwidjaja (Ka Perwakilan Kantor Jakarta).
Sedangkan ahli gula yang bekerja di PG Tjot Girek pada saat diresmikan adalah Aminuddin BSc, Nurdin Saiman B.Sc, Rusdi BSc. Ny. Sutji Hartati Rusdi BSc, Djamhari BSc, Soeparno BSc, Imam Dairubi BSc, Wachjono BSc dan Farid Fuadi BSc.
Sedangkan Tim asal Polandia sejak pabrik mulai dibangun sampai saat peresmian “Pabrik Gula Tjot Girek” adalah Korzekwa MSc (Chief Engineer), Dzielak BSc.Eng (Head Engineer for PowerAssembly), Makowski (Foreman for Turbine House), Polanowski MSc.Eng, (Head Engineer for Technologie), Pacewiez MSc.Eng (Head Engineer for Electrics), Duda MSc.Eng, (Automatic Engineer).
M Pesek (Foreman for Mill Stations), Boryk (Expert of Centrifuges), Narzia Kiewirz (Foreman for Turbine House), Stanislaw Hubay (Foreman for Turbine House), Kisielewski (Foreman for Turbine House), Korzekoska (Technologist Engineer), Olkowez (Foreman).
Pada saat diresmikan tersebut luas konsesi “Pabrik Gula Tjot Girek” adalah 7.890 Ha, dengan penggunaan: Kebun Karet: 427 Ha, Kompleks Perumahan: 200 Ha, Perumahan di afdelimg: 100 Ha, Kompleks pabrik: 40 Ha, Dam Untuk Penampungan Air: 258 HA, Jalan, Rail Ban, Saluran Air: 125 Ha, Areal Berbukit tidak dapat dipergunakan untuk tanaman tebu: 4.240 Ha, dan Luas Areal Yang Dapat Dipakai Untuk Tanaman Tebu: 2.500 Ha.
Tenaga kerja pada saat diresmikan adalah 1.145 orang, dengan rincian penggunaan (orang): Pimpinan 2, Bagian TUK 26, Bagian Instalasi 378, Bagian Tanaman 122, Sub Bagian Teknik Sipil 131, Sub. Bagian Angkutan 123, Sub. Bagian Irigasi 14, Sub. Bagian Research, Sub. Bagian Mekanisasi 66, Bagian. Tekhnologi 65, Bagian Umum 129, Keamanan 40, Usaha Sampingan 147, Guru Negeri 9.
Selama masa penggilingan ditambah dengan tenaga musiman tanaman: 600 orang dan Pabrik: 400 orang.
Referensi:
PENDJELASAN RINGKAS PABRIK GULA TJOT GIREK, Diresmikan pada tgl. 19 September 1970, BADAN CHUSUS URUSAN P.N. PERKEBUNAN 1970.
DAERAH ISTIMEWA ACEH MEMBANGUN, DEPARTEMEN PENERANGAN R.I., 19 SEPTEMBER 1978
*Penulis adalah budayawan.
Discussion about this post