Strategis dan Mencerahkan!
No Result
View All Result
  • TINJAUAN.ID
  • News
  • Global
  • Politik
    • Nasional
    • Regional
    • Daerah
  • Ekonomi
  • Opini
  • Sejarah
  • Oase
  • Liputan Khusus
  • TINJAUAN.ID
  • News
  • Global
  • Politik
    • Nasional
    • Regional
    • Daerah
  • Ekonomi
  • Opini
  • Sejarah
  • Oase
  • Liputan Khusus
No Result
View All Result
Strategis dan Mencerahkan!
No Result
View All Result
Home Sejarah

Sejarah Peresmian Pabrik Gula Cot Girek, Presiden Soeharto Datang Naik Helikopter

TINJAUAN ID by TINJAUAN ID
July 26, 2025
Reading Time: 3 mins read
0
Sejarah Peresmian Pabrik Gula Cot Girek. Presiden Soeharto Datang Naik Helikopter

Presiden Soeharto dipeusijuek pada peresmian Pabrik Gula Cot Girek.

Pada Mei 1970, saat itu sedang naik kemarau, Presiden Soeharto datang ke Aceh Utara untuk mengunjungi Pabrik Gula Cot Girek. Saat itu masyarakat Aceh sangat bangga dengan hadirnya pabrik tersebut.

Oleh: Zulfadli Kawom*

Pembangunan fisik pabrik gula Cot Girek selesai pada pertengahan bulan Agustus 1970 dan secara resmi dinyatakan siap dioperasikan. Pada hari Senin tanggal 31 Agustus 1970 jam 14.15 WIB yaitu saat dimulainya first trial run/giling percobaan pertama (start up) pabrik.

Waktu pembangunannya pabrik yang memiliki konsesi lahan hingga 7.000 hektar ini sangat lambat. Menghabiskan waktu hingga enam tahun. Hal ini disebabkan oleh rumitnya sumber pendanaan yang berkisar antara pembiayaan oleh Pemerintah RI atau BPU PPN Gula, dimana permasalahannya terletak pada sumber pendanaan ini. Pabrik baru bisa terselesaikan pada pertengahan tahun 1968. Padahal sudah dimulai pada tahun 1965 (pada masa Orde Lama).

Produksi gula kristal sebagai hasil pengolahan “PG Tjot Girek” dihasilkan pada tanggal 6 September 1970 jam 10.00 WIB dan masih belum sempurna karena bahan bakunya adalah tebu yang sudah diatas 14-15 bulan, sedangkan rendement pada hari hari pertama adalah 5,5 % dengan RQ = 66.

Pada Mei 1970, saat itu sedang naik kemarau, Presiden Soeharto datang ke Aceh Utara untuk mengunjungi Pabrik Gula Cot Girek. Saat itu masyarakat Aceh sangat bangga dengan hadirnya pabrik tersebut.

Banyak mimpi-mimpi indah dan angin syurga yang terhembus di Aceh jika pabrik ini nantinya mampu mandiri dan akan dapat menopang perekonomian Aceh khususnya Aceh Utara.

Makanya jangan heran, saat presiden akan berkunjung, ada dua sisi yang paling sibuk menghadapi kunjungan Presiden saat itu. Yang pertama adalah anak-anak sekolah, khususnya anak murid SD Se- Kecamatan Syamtalira Aron (saat itu satu kecamatan dengan Cot Girek).

Seminggu sebelum Presiden Suharto tiba, anak-anak sudah dilatih baris berbaris, bernyanyi dan rumah-rumah penduduk yang akan dilewati telah disulap dengan cat merah dan putih.

Dan yang tak kalah sibuk selain Pemerintah Daerah Tingkat Dua Aceh Utara, adalah pasukan pengawal Presiden Suharto. Ketika rombongan tiba dengan beberapa buah bis besar melewati jalan yang berpasir yang belum diaspal, tentu akan membuat debu mengebul kesana kemari, di sepanjang lintasan 15 KM dari Lhoksukon ke Cot Girek.

Beberapa upaya penyiraman dilakukan sebelum rombongan lewat, tapi tidak kuat menahan sengatan terik matahari sehingga jalan yang baru disiram air berkali-kali itu mengering lagi seketika.

Anak-anak Sekolah Dasar dengan menggunakan bendera yang terbuat dari bahan kertas manila melambai-lambai tangannya, seolah menyampaikan pesan selamat datang di daerah tersebut. Anak murid SD ditemani oleh gurunya menunggu berjam-jam.

Ternyata, Presiden Suharto sendiri tidak ada dalam rombongan itu, malah menggunakan helikopter dari kota Lhokseumawe atau dari Bandara Malikussaleh. Krueng Mane menuju Cot Girek ditempuh dalam waktu perjalanan selama 15 menit saja.

Presiden mendarat di dekat PG Cot Girek. Setelah acara singkat selesai, lalu Presiden Soeharto pulang mengikuti jalur dan prosedur saat kedatangannya.

Tangal 17 September 1970, PG Tjot Girek” diresmikan penggunaannya oleh Menko Ekuin Sri Sultan Hamengkobowono IX.

Struktur Manajemen Pabrik Gula Tjot Girek pada saat diresmikan adalah Ir Soedarsono (Pimpinan), TR Husein, (Asisten Pimpinan), AJ Wurangian (Kepala Instalasi), Marsandi (Kepala Bagian Instalasi), Sukirman BSc (Kepala Bagian Tekhnologi), JB Sidabutar (Kepala Bagian Umum), R Prajitno (Kepala Bagian Keuangan), Soemardjono (Sekretaris), R Bambang Oetoro (Kepala Bagian Tanaman), Karyono (Kasubag Tanaman), Ir Siswojo, (Kasubag Mekanisasi), Ir TM Joesoef (Kasubag Research), Kapten Memet R (Kasubag Drainage/Irigasi), Marsudi (Kasubag Angkutan), Moehtar Sjamaan (Kasie Kemotoran).

lr Sumarat (Kepala Bagian Teknik Sipil) sampai Juli 1970 – diganti dengan Dede Suwardi, Djamil Said BSc (Kasub Internal Control), M. Nur Machmud (Kepala Penyediaan/Pembelian Bahan Umum), R Siswandi (Kepala Penyediaan/Pembelian Bahan Instalasi/Pabrik).

Dr. THD Pandjaitan (Kepala Rumah Sakit), Ustadz Abdullah Hasan (Kasie Pendidikan Agama), M Nurdin (Kasie Personalia), Mayor S. Soedjono (Perwira Keamanan), Peltu Zakaria Amin (Wa Pa Keamanan), Zainuddin (Ka Perwakilan Kantor Medan), dan J Tanuwidjaja (Ka Perwakilan Kantor Jakarta).

Sedangkan ahli gula yang bekerja di PG Tjot Girek pada saat diresmikan adalah Aminuddin BSc, Nurdin Saiman B.Sc, Rusdi BSc. Ny. Sutji Hartati Rusdi BSc, Djamhari BSc, Soeparno BSc, Imam Dairubi BSc, Wachjono BSc dan Farid Fuadi BSc.

Sedangkan Tim asal Polandia sejak pabrik mulai dibangun sampai saat peresmian “Pabrik Gula Tjot Girek” adalah Korzekwa MSc (Chief Engineer), Dzielak BSc.Eng (Head Engineer for PowerAssembly), Makowski (Foreman for Turbine House), Polanowski MSc.Eng, (Head Engineer for Technologie), Pacewiez MSc.Eng (Head Engineer for Electrics), Duda MSc.Eng, (Automatic Engineer).

M Pesek (Foreman for Mill Stations), Boryk (Expert of Centrifuges), Narzia Kiewirz (Foreman for Turbine House), Stanislaw Hubay (Foreman for Turbine House), Kisielewski (Foreman for Turbine House), Korzekoska (Technologist Engineer), Olkowez (Foreman).

Pada saat diresmikan tersebut luas konsesi “Pabrik Gula Tjot Girek” adalah 7.890 Ha, dengan penggunaan: Kebun Karet: 427 Ha, Kompleks Perumahan: 200 Ha, Perumahan di afdelimg: 100 Ha, Kompleks pabrik: 40 Ha, Dam Untuk Penampungan Air: 258 HA, Jalan, Rail Ban, Saluran Air: 125 Ha, Areal Berbukit tidak dapat dipergunakan untuk tanaman tebu: 4.240 Ha, dan Luas Areal Yang Dapat Dipakai Untuk Tanaman Tebu: 2.500 Ha.

Tenaga kerja pada saat diresmikan adalah 1.145 orang, dengan rincian penggunaan (orang): Pimpinan 2, Bagian TUK 26, Bagian Instalasi 378, Bagian Tanaman 122, Sub Bagian Teknik Sipil 131, Sub. Bagian Angkutan 123, Sub. Bagian Irigasi 14, Sub. Bagian Research, Sub. Bagian Mekanisasi 66, Bagian. Tekhnologi 65, Bagian Umum 129, Keamanan 40, Usaha Sampingan 147, Guru Negeri 9.

Selama masa penggilingan ditambah dengan tenaga musiman tanaman: 600 orang dan Pabrik: 400 orang.

Referensi:

PENDJELASAN RINGKAS PABRIK GULA TJOT GIREK, Diresmikan pada tgl. 19 September 1970, BADAN CHUSUS URUSAN P.N. PERKEBUNAN 1970.

DAERAH ISTIMEWA ACEH MEMBANGUN, DEPARTEMEN PENERANGAN R.I., 19 SEPTEMBER 1978

*Penulis adalah budayawan.

Tags: Aceh UtaraCot GirekEKonomipabrik gulaSejarah
ShareTweetSendShare

Related Posts

Pengibaran bendera merah putih pertama di Aceh dalam Tahun 1945
Sejarah

Pengibaran Bendera Merah Putih Pertama di Aceh dalam Tahun 1945

August 3, 2025
Ketika IAIN Beralih Kiblat
Sejarah

Ketika IAIN Beralih Kiblat

August 2, 2025
Sejarah Investasi di Aceh Paska Pemberontakan Darul Islam dan Ditutupnya Pelabuhan Bebas Sabang
Sejarah

Sejarah Investasi di Aceh Paska Pemberontakan Darul Islam dan Ditutupnya Pelabuhan Bebas Sabang

July 30, 2025
Di Masa Teungku Daud Beureueh, Tahanan Judi Diasingkan ke Blang Pandak
Sejarah

Di Masa Teungku Daud Beureueh, Tahanan Judi Diasingkan ke Blang Pandak

July 22, 2025
Kedai Kopi Pertama di Aceh: Antara Pengaruh Ottoman dan Budaya Perantauan Tionghoa
Sejarah

Kedai Kopi Pertama di Aceh: Antara Pengaruh Ottoman dan Budaya Perantauan Tionghoa

July 19, 2025
Ali Moertopo dan Peran Militer dalam Politik Indonesia (I)
Sejarah

Ali Moertopo dan Peran Militer dalam Politik Indonesia (I)

July 17, 2025
Next Post
Kawasan Bebas Sabang Butuh Atensi Presiden Prabowo

Kawasan Bebas Sabang Butuh Atensi Presiden Prabowo

Kisah Diaspora Aceh di Malaysia Ajarkan Anak Mengaji Online dengan Ustadz di Banda Aceh

Kisah Diaspora Aceh di Malaysia Ajarkan Anak Mengaji Online dengan Ustadz di Banda Aceh

Discussion about this post

Recommended Stories

Dilema Para Kandidat: Anti Korupsi dan Politik Uang dalam Politik Elektoral Indonesia: Review Buku

July 6, 2025
“Saya bukan kombatan”, Catatan Risman Semasa Konflik Aceh

“Saya bukan kombatan”, Catatan Risman Semasa Konflik Aceh

August 8, 2025

Pemilihan Presiden 2024: Pertarungan Para Raksasa Lama

July 3, 2025

Popular Stories

  • Kritik Kosong tentang Ulama Dayah Adalah Opini yang Tak Perlu Ditulis

    Kritik Kosong tentang Ulama Dayah Adalah Opini yang Tak Perlu Ditulis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tak Kunjung Dapat Kerja di Aceh, Hendra Nekat Merantau ke Australia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanah Wakaf Tidak Boleh Dikuasai Negara (Suara dari Blang Padang untuk Keadilan Syariat)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kedai Kopi Pertama di Aceh: Antara Pengaruh Ottoman dan Budaya Perantauan Tionghoa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fraksi Partai Demokrat Soroti Tantangan Pembangunan Aceh dalam Pendapat Akhir atas Pertanggungjawaban APBA 2024

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • TINJAUAN.ID
  • Pedoman Media Siber
Email: redaksi.tinjauan@gmail.com

© 2025 Tinjauan.ID - Strategis dan Mencerahkan!

No Result
View All Result
  • TINJAUAN.ID
  • News
  • Dunia
  • Nasional
  • Regional
  • Politik
  • Opini
  • Contact Us

© 2025 Tinjauan.ID - Strategis dan Mencerahkan!

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?