Strategis dan Mencerahkan!
No Result
View All Result
  • TINJAUAN.ID
  • News
  • Global
  • Politik
    • Nasional
    • Regional
    • Daerah
  • Ekonomi
  • Opini
  • Sejarah
  • Liputan Khusus
  • Editorial
  • Pojok Ekraf
  • TINJAUAN.ID
  • News
  • Global
  • Politik
    • Nasional
    • Regional
    • Daerah
  • Ekonomi
  • Opini
  • Sejarah
  • Liputan Khusus
  • Editorial
  • Pojok Ekraf
No Result
View All Result
Strategis dan Mencerahkan!
No Result
View All Result
Home Daerah

Bupati Syech Muharram: SPT dan Beut Kitab Bak Sikula Jadi Penguat Karakter Peserta Didik

TINJAUAN ID by TINJAUAN ID
September 27, 2025
Reading Time: 2 mins read
0
Bupati Syech Muharram: SPT dan Beut Kitab Bak Sikula Jadi Penguat Karakter Peserta Didik

Bupati Aceh Besar, H Muharram Idris menyampaikan sambutan dan membuka acara Pelaksanaan FGD Evaluasi Penerapan Sistem Pendidikan Terpadu di Gedung Dekranasda, Gampong Gani, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar.

Bupati Aceh Besar Syech Muharram menegaskan bahwa program Beut Kitab Bak Sikula telah berjalan hampir dua bulan dan merupakan salah satu cita-cita yang ia canangkan sejak pencalonan.

KOTA JANTHO – Pemerintah Kabupaten Aceh Besar menggelar Focus Group Discussion (FGD) Evaluasi Penerapan Sistem Pendidikan Terpadu (SPT) sekaligus implementasi program Beut Kitab Bak Sikula sebagai upaya mencetak peserta didik yang berkarakter di Gedung Dekranasda Aceh Besar, Gampong Gani, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Sabtu (27/9/2025).

Bupati Aceh Besar H. Muharram Idris (Syech Muharram) dalam arahannya menegaskan bahwa program Beut Kitab Bak Sikula telah berjalan hampir dua bulan dan merupakan salah satu cita-cita yang ia canangkan bersama wakil bupati sejak pencalonan.

“Ini adalah program yang lahir dari cita-cita besar kami, agar pendidikan di Aceh Besar tidak hanya mencerdaskan secara akademik, tetapi juga membentuk karakter Islami bagi anak-anak,” ujarnya.

Bupati menekankan, Aceh memiliki keistimewaan dalam bidang pendidikan dan keagamaan yang seharusnya menjadi acuan dalam membuat kebijakan, bukan semata-mata mengikuti sistem pendidikan yang diterapkan pusat.

“Setiap kebijakan dari pusat bisa kita sesuaikan, karena kita punya hak istimewa. Jadi kita harus berani menggunakan regulasi daerah yang sudah diatur dalam keistimewaan Aceh,” tegasnya.

Menurutnya, saat ini 70 persen sekolah di Aceh Besar masih berupa sekolah pendidikan umum, sementara sekolah terpadu baru sekitar 30 persen. Oleh karena itu, pemerintah daerah akan melakukan perekrutan guru Beut Kitab untuk seluruh sekolah pada tahun anggaran berikutnya, setelah melakukan evaluasi dan perluasan program tersebut.

Selain isu pendidikan, Bupati juga menyinggung rendahnya pemanfaatan teknologi digital untuk mempublikasikan program pemerintah. Ia menilai banyak program hanya diketahui oleh peserta kegiatan, tanpa terpublikasi secara luas.

“Kita lalai memanfaatkan digitalisasi. Bahkan kita lebih banyak memenuhi ruang publik dengan spanduk ucapan hari besar, tapi jarang mempromosikan potensi daerah. Padahal Aceh Besar dulu pintu masuk Asia Tenggara, kini hanya sebatas pintu masuk Aceh,” kritiknya.

Dalam kesempatan itu, Bupati juga mengingatkan pentingnya memperingati ulang tahun Kabupaten Aceh Besar, bukan sekadar ulang tahun ibukota. “Kabupaten Aceh Besar sudah tua (sudah ada sejak 590 Masehi) dan disahkan sebagai daerah otonom pada tahun 1956, jauh sebelum Jantho ditetapkan sebagai ibukota pada tahun 1979. Ini tugas MPD untuk menelusuri ulang tahun kabupaten agar bisa kita peringati dengan layak,” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua MPD Aceh Besar Drs. Abu Bakar M.Si menyampaikan apresiasi atas komitmen bupati mendukung SPT dan Beut Kitab Bak Sikula. Menurutnya, SPT merupakan identitas pendidikan Aceh Besar yang mengintegrasikan kecerdasan akademik dengan penguatan karakter Islami.

“Kita tidak hanya mendidik anak-anak untuk pintar secara akademik, tetapi juga membentuk karakter Islami. Inilah yang membedakan Aceh Besar dan menjadi keunggulan kita,” katanya.

Ia menambahkan, keberhasilan program tersebut membutuhkan dukungan semua pihak, baik guru, kepala sekolah, pengawas, tokoh agama, legislatif, maupun masyarakat. Evaluasi rutin dinilai penting agar program terus beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan akar budaya dan keislaman.

Sebagai informasi, penerapan SPT di Aceh Besar diatur melalui Qanun Nomor 6 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pendidikan dan diperkuat dengan Qanun Nomor 1 Tahun 2022 tentang Sistem Pendidikan Terpadu.

FGD ini dihadiri Plt Kadisdikbud Aceh Besar Dr. Agus Jumaidi S.Pd, M.Pd, Kadisdik Dayah, perwakilan DSI Aceh Besar, Kemenag, MPU, MAA, PGRI, akademisi, Komisi V DPRK Aceh Besar, tim asistensi bupati, organisasi kepemudaan, komite sekolah, serta kepala sekolah.()

Tags: Bupati Aceh BesarpendidikanPendidikan IslamSyech Muharram
ShareTweetSendShare

Related Posts

Kemenko Infra Adakan Rakor di Aceh, AHY Bahas Empat Agenda Penting Pascabencana
Nasional

Kemenko Infra Adakan Rakor di Aceh, AHY Bahas Empat Agenda Penting Pascabencana

December 19, 2025
Cerita Korban Banjir Aceh di Cot Ara: Harapan pada Sawah yang Terkubur Lumpur
Daerah

Cerita Korban Banjir Aceh di Cot Ara: Harapan pada Sawah yang Terkubur Lumpur

December 19, 2025
Pemadaman Listrik Berkepanjangan di Aceh, Warga Sebut Pelanggaran Hak Rakyat
Daerah

Pemadaman Listrik Berkepanjangan di Aceh, Warga Sebut Pelanggaran Hak Rakyat

December 17, 2025
YARA: Negara Mampu Tangani Bencana Hidrometeorologi, Data Jadi Kunci Pemulihan
Nasional

YARA: Negara Mampu Tangani Bencana Hidrometeorologi, Data Jadi Kunci Pemulihan

December 17, 2025
YARA Desak Presiden Bentuk Kembali BRR Tangani Bencana Banjir Aceh, Sumut, dan Sumbar
Daerah

YARA Desak Presiden Bentuk Kembali BRR Tangani Bencana Banjir Aceh, Sumut, dan Sumbar

December 14, 2025
Penanganan Bencana Lambat di Aceh Bisa Picu Ideologi Perlawanan
Daerah

Penanganan Bencana Lambat di Aceh Bisa Picu Ideologi Perlawanan

December 14, 2025
Next Post
Bupati Aceh Besar Syech Muharram Siapkan Lahan Sekolah Rakyat di Kota Jantho

Bupati Aceh Besar Syech Muharram Siapkan Lahan Sekolah Rakyat di Kota Jantho

Burkina Faso, Tambang Rakyat Aceh, Mualem dan Ibrahim Traore.

Burkina Faso, Tambang Rakyat Aceh, Mualem dan Ibrahim Traore

Discussion about this post

Recommended Stories

Daud Beureueh: dari Rekognisi ke Rekonsiliasi

Timnas Milik Siapa?

October 22, 2025
Cokbang, Cokelat Lokal Sabang yang Jadi Buruan Wisatawan

Cokbang, Cokelat Lokal Sabang yang Jadi Buruan Wisatawan

November 8, 2025
Dokumen Qanun APBK Banda Aceh Hilang di Situs Pemko Banda Aceh

Dokumen Qanun APBK Banda Aceh Hilang di Situs Pemko Banda Aceh

September 16, 2025

Popular Stories

  • Tingkat Pengangguran Usia Muda Tinggi, Indonesia Berjuang Ciptakan Lapangan Kerja

    Prabowo Segera Bentuk Tim Reformasi Polri, Bentuk Juga Komisi Investigasi Insiden Agustus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaji PPPK Aceh Macet Hampir 4 Bulan, Ribuan ASN Hidup dengan Utang Karena APBA-P Tak Kunjung Jelas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kritik Kosong tentang Ulama Dayah Adalah Opini yang Tak Perlu Ditulis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tak Kunjung Dapat Kerja di Aceh, Hendra Nekat Merantau ke Australia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Review Laporan Keuangan Bank Aceh Syariah (I) ; Triliunan Dana Diinvestasikan ke Luar Aceh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • TINJAUAN.ID
  • Pedoman Media Siber
Email: redaksi.tinjauan@gmail.com

© 2025 Tinjauan.ID - Strategis dan Mencerahkan!

No Result
View All Result
  • TINJAUAN.ID
  • News
  • Daerah
  • Nasional
  • Dunia
  • Ekonomi
  • Politik
  • Opini
  • Sejarah
  • Editorial
  • Pojok Ekraf
  • Contact Us

© 2025 Tinjauan.ID - Strategis dan Mencerahkan!

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?