Produk industri kreatif ini digagas oleh Muhammad Haikal, lulusan UIN Ar-Raniry asal Kabupaten Pidie. Dari pengalaman sederhana sebagai mahasiswa dan pekerja lepas, Haikal membangun Geutanyo Parfum hingga mampu menembus pasar internasional.
BANDA ACEH – Geutanyo Parfum membuktikan bahwa produk lokal Aceh bisa bersaing di kancah internasional. Dengan bahan baku nilam asli Aceh dari berbagai daerah di Aceh parfum ini menghadirkan aroma premium khas Aceh yang eksklusif.
Produk industri kreatif ini digagas oleh Muhammad Haikal, lulusan UIN Ar-Raniry asal Kabupaten Pidie. Dari pengalaman sederhana sebagai mahasiswa dan pekerja lepas, Haikal membangun Geutanyo Parfum hingga mampu menembus pasar internasional, salah satunya melalui pameran di Johor, Malaysia

Rahasia Aroma Nilam Aceh
Nilam Aceh memiliki kandungan minyak esensial alami yang menjadi penguat aroma parfum, membuat wangi lebih tahan lama dan memberikan kesan elegan.
“Nilam ini diambil langsung dari daun pilihan petani lokal, dijaga kualitasnya, dan diolah menjadi bahan baku parfum yang premium. Inilah yang membuat Geutanyo berbeda dan menjadi favorit konsumen,” ujar Haikal saat ditemui di stan pameran UMKM Aceh. Jumat (28/11/2025).
Geutanyo Parfum menawarkan berbagai varian menarik, seperti Inong, Agam, Ekspresso, Seulanga, Meulu, dan Jeumpa, yang bisa dicampur sesuai selera pengunjung saat pameran.
“Kami punya mesin khusus di stan, jadi pengunjung bisa langsung meracik parfum sesuai karakter mereka,” tambah Haikal.
Harga terjangkau menjadi nilai lebih produk ini. Mulai Rp25.000 per botol,
Hingga Rp100.000 Geutanyo Parfum menjadikan parfum premium dapat dinikmati semua kalangan.
Penjualan dilakukan offline melalui pameran dan online, namun pengalaman langsung di stan pameran tetap menjadi favorit konsumen.
Geutanyo Parfum bekerja sama erat dengan petani lokal Aceh. Setiap liter minyak nilam dihasilkan dari daun nilam segar yang dipanen dan dikeringkan secara alami oleh petani di Aceh Selatan, Aceh Jaya, dan Aceh Barat. Proses ini tidak hanya menjaga kualitas parfum, tapi juga mendukung perekonomian lokal.
“Kami bangga bisa membantu petani lokal sekaligus memperkenalkan aroma nilam Aceh ke seluruh dunia,” kata Haikal.
Selain inovasi produk, Haikal juga menekankan pentingnya dukungan pemerintah dan edukasi untuk pelaku UMKM muda. Geutanyo Parfum juga mendapat pendampingan dari Bank Aceh melalui program binaan UMKM.
“Kami ingin anak muda Aceh termotivasi untuk berwirausaha. Fokus, konsisten, dan jujur adalah kunci sukses,” ujarnya.
Dengan aroma khas nilam Aceh, kualitas premium, dan pengalaman interaktif di pameran, Geutanyo Parfum bukan sekadar produk wangi.
Produk ini membuktikan bahwa UMKM Aceh di sektor industri kreatif memiliki potensi besar untuk menembus pasar global, mendukung petani lokal, dan memperkenalkan Aceh ke dunia.[]













Discussion about this post