Kementerian Ekonomi Kreatif menghadirkan sejumlah kegiatan yang melibatkan sejumlah pelaku ekonomi kreatif dari berbagai subsektor ekraf di Aceh.
Banda Aceh — Kementerian Ekonomi Kreatif menghadirkan beragam kegiatan di Provinsi Aceh yang berlangsung pada 24–27 November 2025. Rangkaian program ini dirancang untuk mendorong kreativitas masyarakat, membuka peluang usaha baru, serta memperkuat ekosistem ekonomi kreatif di Aceh.
Salah satu kegiatan pembuka adalah Gematic (Generasi Melek Teknologi) yang digelar di Kabupaten Aceh Utara pada Senin, 24 November 2025. Staf Khusus Menteri Ekonomi Kreatif, Rian Syaf, hadir langsung untuk membuka acara. Kehadirannya menjadi bentuk dukungan nyata pemerintah pusat agar para pemuda Aceh mampu mengembangkan kreativitas dan menghasilkan nilai ekonomi bagi diri sendiri maupun lingkungannya.
Dalam kesempatan itu, Rian Syaf juga mengapresiasi kehadiran TikTok Shop by Tokopedia yang untuk pertama kalinya hadir di Aceh, langsung berinteraksi dengan generasi muda dari JASA dalam kegiatan Kemenkraf ini.
Kegiatan berikutnya adalah Workshop Optimalisasi Akses Pasar: Narasi Lokal Menembus Bioskop dan Platform Global yang diselenggarakan pada Selasa, 25 November 2025 di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh.
Workshop ini menghadirkan pemateri berkompeten seperti :
Bayu Eko Muktitoe — Founder Skak Studio, produser dan sutradara film
Ratrikala Bhre Aditya — sutradara, penulis, editor, dan videografer
Gina Golda Pangaila — SVP Legal, Anti-Piracy & Government Relation PT Video Dot Com
Para peserta mendapatkan wawasan menyeluruh mengenai proses produksi konten, teknik editing profesional, hingga strategi memperluas akses pasar film ke bioskop dan platform global. Tujuan akhirnya adalah agar narasi lokal Aceh mampu menembus pasar nasional bahkan internasional.
Tak kalah menarik, Kemenkraf juga menggelar Bootcamp II Akselerasi Fesyen Muslim Indonesia yang berlangsung pada 25–27 November 2025 di Hotel Kyriad Muraya Banda Aceh.
Program ini bertujuan meningkatkan kualitas produk, memperbesar skala bisnis, serta mempersiapkan brand-brand lokal Aceh agar mampu bersaing di pasar nasional dan global. Kegiatan serupa sebelumnya juga pernah diadakan di Aceh dan terus mendapat antusiasme tinggi.
Husein, salah satu pelaku kreatif yang mengikuti kegiatan ini, menilai antusiasme masyarakat Aceh sangat besar terhadap program seni, budaya, dan kreatif. Menurutnya, potensi ekonomi kreatif di Aceh sangat besar dan hanya perlu dikembangkan serta dipromosikan lebih masif melalui platform digital.
Dari seluruh rangkaian acara, yang paling mendapat perhatian publik adalah Sinema Rakyat Aceh, yaitu kegiatan nonton bareng film-film Indonesia di Taman Budaya Aceh pada 24–25 November 2025.

Sejumlah film karya anak bangsa seperti Keluarga Cemara 2, Tegar, Nussa, Cocote Tonggo, dan Sore : Istri dari Masa Depan ditayangkan secara gratis untuk masyarakat.
Nanda, salah seorang penonton film Tegar, mengaku sangat tersentuh oleh kisah perjuangan seorang anak berkebutuhan khusus yang ingin hidup normal, bersekolah, dan memiliki teman seperti anak lainnya.
Nanda bersama Ayi dan Chaca yang ditemui oleh Tinjauan.id menyampaikan terima kasih kepada Kemenkraf RI atas terselenggaranya kegiatan positif ini. Mereka berharap event serupa dapat lebih sering diadakan di Aceh agar menjangkau lebih banyak masyarakat. Mereka berharap program serupa dapat lebih sering diadakan di Aceh agar semakin banyak masyarakat yang mendapat manfaat dan inspirasi dari film-film nasional.
“Kegiatan ini sangat positif. Selain menambah inspirasi, juga memberikan dampak ekonomi karena memunculkan multiplier effect bagi pelaku UMKM,” ujar Nanda. []













Discussion about this post